Potensi Nikel Indonesia Sebagai Harta Karun Global
Tanggal: 8 Jul 2024 14:00 wib.
Nikel menjadi bahan baku kritis yang semakin dibutuhkan di pasar global, terutama untuk mendukung industri kendaraan listrik. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, diprediksi akan menjadi negara incaran dalam hal pasokan mineral kritis ini. Pasar global nikel diperkirakan akan mengalami defisit dalam 16 tahun ke depan, dengan estimasi produksi global hanya mencapai 2 juta metrik ton pada tahun 2040, sementara permintaannya diproyeksikan mencapai 4 juta metrik ton pada periode yang sama. Artinya, terdapat kekurangan pasokan nikel sebesar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.
Sebagai tanggapan atas potensi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan nikel ke dalam daftar mineral kritis di Indonesia. Dalam sebuah paparan yang disampaikan oleh Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertambangan MIND ID, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki rencana yang berkaitan dengan pengelolaan mineral kritis di Indonesia. Menurutnya, fokus utama saat ini adalah mengelola mineral yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik untuk mendongkrak perekonomian nasional.
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Data menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang 40% dari produksi nikel di dunia. Laporan resmi Kementerian ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023 mencatat bahwa total cadangan bijih nikel di Indonesia mencapai 5,3 miliar ton. Sedangkan, produksi bijih nikel Indonesia selama tahun 2023 mencapai 175 juta ton. Dengan rata-rata produksi bijih nikel sebesar 175.617.183 ton per tahun, sisa umur cadangan nikel diperkirakan hanya bertahan hingga 30 tahun ke depan.
Artinya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam pasar nikel global. Hal ini menyoroti pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan industri di Tanah Air. Sejalan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan investasi dan teknologi dalam industri pertambangan nikel, serta memperkuat regulasi terkait pengelolaan sumber daya alam untuk memastikan keberlangsungan pasokan nikel yang berkelanjutan.
Dengan potensi ini, Indonesia dapat memanfaatkan keunggulan ini untuk meningkatkan daya saing industri mineral dan logam, serta mengoptimalkan kontribusi sektor pertambangan dalam memperkuat perekonomian negara. Adanya kebijakan yang mendukung pengembangan industri baterai dan kendaraan listrik juga dapat menjadi daya dorong bagi peningkatan nilai tambah dari ekspor nikel, serta mendukung transformasi industri menuju sektor yang ramah lingkungan.
Selain itu, perlu pula dilakukan upaya penguatan dalam hal penelitian dan pengembangan teknologi terkait pemurnian dan pengolahan nikel. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas dari industri pengolahan nikel, sehingga mampu memenuhi standar internasional dan memperoleh posisi kompetitif di pasar global.