Ponsel Dijual untuk Makan Keluarga, Anak di Cirebon Diduga Depresi
Tanggal: 17 Mei 2024 15:12 wib.
Penggunaan ponsel pintar dalam kegiatan sehari-hari telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan modern. Namun, baru-baru ini, sebuah kejadian mengguncang masyarakat Cirebon. Seorang anak di Cirebon diduga mengalami depresi setelah mengetahui bahwa ponselnya dijual oleh orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk untuk makan keluarga. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi terhadap kesehatan mental, terutama pada generasi muda.
Kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang responsibilitas orang tua dalam menggunakan ponsel pintar dan dampaknya terhadap kesehatan mental anak-anak. Meskipun ponsel pintar dapat memberikan kemudahan akses informasi dan komunikasi, penggunaan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak buruk pada kesehatan mental, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Seorang anak berinisial A (13) di Kota Cirebon, Jawa Barat, diduga depresi setelah telepon seluler hasil tabungannya dijual untuk kebutuhan makan keluarga. A diduga mengalami tekanan mental itu sejak Septermber 2023. Siti Anita (38), ibu A, mengatakan, saat itu, anaknya sering kali melamun, marah, bahkan menendang sejumlah barang hingga rusak. Mulanya, ia berpikir tindakan A itu hanya kenakalan biasa pada anak seusianya. Namun, seiring waktu kondisi A tidak kunjung membaik.
Menurut penelitian, penggunaan ponsel pintar yang berlebihan pada anak-anak dapat mengganggu perkembangan kognitif, mengurangi kualitas tidur, dan meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan ketika anak-anak tidak cukup mendapat pengawasan dari orang tua, sehingga mereka bisa lebih rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan ponsel pintar.
Kembali pada kasus di Cirebon, anak yang diduga mengalami depresi setelah mengetahui bahwa ponselnya dijual untuk makan keluarga menunjukkan bahwa aspek ekonomi juga memainkan peran penting dalam penanganan masalah ini. Hal ini memunculkan kesadaran akan perlunya pendekatan holistik dalam mengatasi dampak negatif penggunaan ponsel pintar pada anak-anak.
Upaya pencegahan dan penanganan terhadap dampak negatif penggunaan ponsel pintar pada anak-anak perlu dilakukan secara bersama-sama oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat. Orang tua perlu memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan ponsel pintar anak-anak mereka, sementara sekolah bisa menyediakan informasi mengenai penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab terhadap teknologi. Selain itu, masyarakat juga perlu terlibat dalam memberikan dukungan dan edukasi kepada anak-anak dan orang tua mengenai penggunaan ponsel pintar yang sehat.