Polisi bongkar penjualan obat keras berkedok kosmetik di Kalideres
Tanggal: 25 Jul 2024 08:25 wib.
Polisi berhasil membongkar penjualan obat-obatan keras atau obat tipe G yang disamarkan sebagai produk kosmetik di toko di Jalan H. Aseni Kopti, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Selasa (24/7).
Dalam operasi tersebut, polisi menyita 18 lempeng obat tipe G merek Tramadol, dengan masing-masing lempeng berisi 10 butir, 17 butir Tramadol, 116 butir Exymer, dan uang tunai sebesar Rp174 ribu hasil penjualan obat daftar G tersebut.
"Kami mencurigai aktivitas di toko kosmetik itu. Setelah melakukan penggeledahan, kami menemukan seorang laki-laki berinisial MD di dalam toko. Setelah dilakukan penggeledahan, kami menemukan obat-obatan tipe G yang dijual secara bebas tanpa resep dokter," ujar Kapolsek Kalideres Kompol Abdul Jana saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dalam pemeriksaannya, MD mengaku obat-obatan tersebut diperoleh dengan memesan kepada penjual (sales) obat dan diantar ke toko oleh kurir. Dia juga mengakui bahwa sudah lama menjual obat-obatan itu untuk mendapatkan keuntungan."MD sudah lama menjual obat-obatan ini demi mendapatkan keuntungan," lanjut Abdul.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Kalideres Akp Aep Haryaman mengatakan bahwa hingga kini pihaknya masih mengejar pemasok obat-obatan keras terhadap MD."Kami saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pemasok obat daftar G tersebut," kata dia.
Atas perbuatannya, pelaku dapat dijerat dengan pasal 435 UURI Nomor 17 tentang Kesehatan yang memiliki ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Dalam pengembangannya, kasus penjualan obat keras yang disamarkan sebagai produk kosmetik sangatlah mengkhawatirkan. Praktik ilegal semacam ini merugikan masyarakat karena dapat membahayakan kesehatan konsumen yang tidak memiliki pengetahuan medis yang memadai. Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan keras juga dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama jika obat-obatan tersebut dijual tanpa resep dokter.
Data statistik menunjukkan bahwa penyalahgunaan obat-obatan keras semakin meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kasus overdosis obat-obatan juga telah menjadi salah satu penyebab kematian yang signifikan di Indonesia. Oleh karena itu, tindakan penegakan hukum terhadap penyalahgunaan obat-obatan keras merupakan langkah penting untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya tersebut.