Sumber foto: Google

Pinjaman dari China Cair, KCIC Mulai Membayar Kenaikan Biaya Kereta Cepat

Tanggal: 31 Jul 2024 11:24 wib.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah memulai pembayaran cicilan atas pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 19,54 triliun. Dana untuk pembayaran tersebut diperoleh dari pinjaman China Development Bank (CDB) senilai 230.995.000 dollar AS dan 1.542.787.560 renminbi atau setara Rp 6,98 triliun. Pinjaman ini diterima oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 7 Februari 2024.

   Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary KCIC, menyatakan bahwa pembayaran atas pembengkakan biaya telah dimulai sesuai dengan alokasi yang telah direncanakan sejak tahun ini. Dia tidak merinci nilai pembayaran cost overrun yang telah dilakukan, termasuk skema pembayarannya. Saat ini, fokus KCIC adalah meningkatkan jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh agar dapat mencapai target 29.000 penumpang per hari. Hingga Juli 2024, jumlah penumpang harian Whoosh telah mencapai 17.000-18.000 penumpang saat hari kerja dan 18.000-22.000 penumpang saat akhir pekan.

Pinjaman sebesar Rp 6,98 triliun dari CDB disalurkan ke anak usaha PT KAI, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), sebagai konsorsium Indonesia di KCIC. Dana tersebut digunakan untuk menutupi porsi cost overrun KCJB yang ditanggung oleh konsorsium Indonesia sebesar 75 persen, sementara 25 persennya akan dipenuhi dari penyertaan modal negara (PMN). Total cost overrun KCJB yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan China sebesar 1,2 miliar dollar AS setara Rp 18,6 triliun, di mana 60 persennya ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persennya oleh konsorsium China.

Pembayaran cicilan atas cost overrun proyek melalui pinjaman CDB menjadi sebuah fakta menarik dalam perjalanan proyek kereta cepat ini. Perencanaan dan alokasi dana menjadi hal yang krusial untuk memastikan kelancaran pembangunan infrastruktur dan pembayaran cicilan yang merupakan tanggung jawab dari kesepakatan proyek antara Indonesia dan China.

   Pada tingkat makro, kereta cepat memiliki peran yang besar dalam mendukung konektivitas antar kota, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan mobilitas masyarakat. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri menandai kerjasama dan investasi besar antara Indonesia dan China. Sebagai negara peminat teknologi kereta cepat, Indonesia berupaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung sisi transportasi.

Sektor transportasi yang ada di Indonesia saat ini memiliki permasalahan dalam peningkatan kapasitas transportasi. Kereta cepat diharapkan mampu menjadi solusi penting dalam mengatasi hal tersebut. Untuk itu, pengembangan jumlah penumpang menjadi bagian penting dalam memastikan kelancaran proyek.

Penyertaan modal dari pihak negara serta pihak swasta menjadi penting dalam menopang kelancaran proyek kereta cepat. Di samping itu, menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan internasional seperti CDB dapat memberikan dampak signifikan dalam mendukung penyelesaian proyek dan pembayaran cost overrun.

  Terlepas dari kesepakatan proyek dan pembayaran cost overrun yang sedang berlangsung, KCIC perlu terus mengevaluasi strategi pengelolaan proyek agar dapat memastikan pembangunan infrastruktur kereta cepat Jakarta-Bandung dapat berjalan dengan baik. Penjadwalan dan penggunaan dana proyek yang efisien juga perlu menjadi prioritas utama dalam proses pelaksanaan proyek.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved