Sumber foto: website

Petani di Lampung Tewas Diterkam Harimau, Kaki Kanan dan Tempurung Kepala Hilang

Tanggal: 24 Sep 2024 05:27 wib.
Kejadian mengerikan menimpa Karim Yulianto (46), seorang petani di Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Diduga, Karim tewas akibat diterkam oleh seekor harimau Sumatera. Ketika tubuhnya ditemukan, kaki kanan dan tempurung kepala belakangnya hilang, membuat situasinya semakin tragis. Polisi menyatakan bahwa dugaan tersebut semakin kuat dengan temuan luka-luka yang dialami korban.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik, memberi keterangan terkait insiden tersebut. Karim sebelumnya dilaporkan hilang setelah pergi ke kebun. "Tadi malam, seorang petani ditemukan meninggal dunia di kebunnya yang berada di kawasan hutan TNBBS. Dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian serta luka-luka yang dialami, korban atas nama Karim meninggal dunia setelah diserang oleh seekor harimau," ujar Umi pada hari Senin, 23 September 2024.

Menurut Umi, keluarga sebelumnya melaporkan bahwa Karim hilang setelah pergi ke kebun. Dari hasil pemeriksaan, dugaan sementara menunjukkan bahwa korban telah meninggal selama kurang lebih 14 jam.

Umi menjelaskan bahwa jenazah Karim telah dievakuasi ke rumah duka untuk dimakamkan. Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat setempat tidak melakukan aktivitas berkebun untuk sementara waktu. "Sudah dibawa ke rumah duka, kami pihak kepolisian mengimbau masyarakat setempat untuk tidak dulu beraktivitas di kebun mengingat harimau tersebut belum tertangkap," tuturnya.

Saat ini, pihak berwenang telah berkoordinasi dengan TNI, TNBBS, dan BKSDA terkait adanya serangan kembali dari harimau Sumatera. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan perlu tindakan preventif yang lebih kuat untuk melindungi masyarakat setempat dari ancaman harimau Sumatera.

Kisah tragis ini menjadi peringatan bahwa ancaman dari satwa liar tetap ada di sekitar kita, terutama bagi masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan. Pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, TNI, dan BKSDA, perlu meningkatkan upaya pemantauan dan perlindungan terhadap satwa liar, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana bersikap aman di kawasan yang berpotensi bertemu dengan satwa liar.

Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat dalam melaporkan kejadian serupa secara cepat dan tepat juga merupakan hal yang penting. Dengan meningkatnya kesadaran ini, diharapkan penanganan atas insiden-insiden serupa dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efektif.

Kejadian ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana hubungan antara manusia dan satwa liar dapat terjalin secara seimbang dan berkelanjutan. Pemerintah perlu melakukan evaluasi tentang kebijakan dan program perlindungan lingkungan serta penataan kawasan hutan sehingga keberadaan satwa liar tidak bertentangan dengan kehidupan masyarakat sekitar.

Masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran hutan juga perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana cara berperilaku yang aman di lingkungan yang rawan akan pertemuan dengan satwa liar. Penggunaan sarana keamanan, seperti perangkap harimau, juga perlu dipertimbangkan untuk mencegah serangan-serangan serupa.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keseimbangan ekosistem antara manusia dan satwa liar. Upaya perlindungan dan pengelolaan kawasan hutan harus diprioritaskan untuk mencegah terjadinya konflik serupa di masa mendatang. Semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga organisasi lingkungan perlu bersatu dalam memastikan kehidupan harmonis antara manusia dan satwa liar dapat terjaga dengan baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved