Pesan Sri Mulyani ke Penerima Beasiswa LPDP: Jangan Arogan
Tanggal: 5 Agu 2024 08:06 wib.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani telah memberikan pesan kepada Penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Angkatan 237 yang sedang menempuh pendidikan tinggi jenjang S2 dan S3 di dalam dan luar negeri.
Dalam sebuah acara yang diunggah di kanal YouTube LPDP RI pada Sabtu (27/7/2024), Sri Mulyani menegaskan bahwa menerima beasiswa bukan berarti seseorang bisa menjadi arogan atau sombong. "Saya pesan pertama kepada Anda, terima beasiswa ini adalah usahamu. Tapi ini tidak berarti bahwa kalian kemudian bisa menjadi jumawa atau menjadi arogan," kata Sri dengan tegas.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa pencapaian penerima beasiswa tidak hanya didasari oleh usaha individu semata, melainkan juga melibatkan kontribusi orang lain, seperti doa dari orang tua. "Rasa bangga merupakan hal manusiawi dan boleh. Menurut saya boleh untuk dipelihara pada kadar yang cukup. Ada bangga yang kadarnya berlebihan, ada bangga yang kadarnya cukup," ungkapnya.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa rasa bangga yang berlebihan dapat berdampak negatif, dimana seseorang bisa merasa tak terkalahkan. Hal ini berpotensi menghilangkan rasa kehati-hatian dan keresahan yang seharusnya ada dalam diri seseorang yang ingin terus berkembang. "Rasa bangga yang berlebihan itu nantinya bisa menghilangkan rasa kerasahan dalam diri Anda. Maka itu yang seharusnya keresahan pada level yang cukup itu harus ada pada manusia yang ingin terus maju," papar Sri Mulyani.
Dalam konteks penerima beasiswa LPDP, Sri Mulyani berharap bahwa para penerima memiliki kesadaran akan tanggung jawab mereka terhadap masa depan Indonesia. Menurutnya, pembangunan masa depan Indonesia sangat bergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdidik dengan baik. "Jadi itu bukan main-main, itu bukan iseng-iseng dan itu bukan sekadarnya, ini serius," tegasnya.
Pesan Sri Mulyani ini sangat relevan dalam konteks penerimaan beasiswa LPDP. Seseorang yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut diharapkan dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk membangun masa depan Indonesia. Hal ini membutuhkan kesadaran bahwa setiap pencapaian adalah hasil dari proses dan kontribusi banyak pihak, serta adanya tanggung jawab moral untuk mengembangkan potensi diri dan memanfaatkannya untuk kebaikan bersama.
Terkait dengan peran LPDP dalam memberikan beasiswa, data menunjukkan bahwa LPDP telah memainkan peran penting dalam mendukung pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan memberikan kesempatan kepada para talenta muda untuk mengembangkan diri melalui pendidikan di dalam dan luar negeri, LPDP turut berperan dalam mempersiapkan kader-kader masa depan yang kompeten dan berpotensi menjadi agen perubahan positif bagi bangsa.
Pesan Sri Mulyani juga relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh para penerima beasiswa LPDP. Menerima beasiswa LPDP seharusnya menjadi pemicu semangat untuk terus belajar dan berkembang, bukan untuk merasa superior atau eksklusif. Kesadaran akan tanggung jawab atas beasiswa yang diterima akan membantu para penerima untuk tetap rendah hati, tetapi tetap bersemangat untuk meraih pencapaian lebih tinggi.
Para penerima beasiswa LPDP juga diharapkan dapat memanfaatkan pengalaman belajar di luar negeri sebagai kesempatan untuk memperluas wawasan, memperoleh keterampilan baru, dan mengembangkan jaringan internasional yang berguna untuk kepentingan pribadi maupun bangsa. Dengan demikian, Sri Mulyani mengingatkan bahwa penerima beasiswa LPDP perlu menjaga rasa bangga dalam kadar yang tepat, sambil tetap merasa terdorong untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi kepada Indonesia.