Sumber foto: Foto: AFP/CHARLY TRIBALLEAU

Perusahaan Brunei Akan Bangun Jalur Kereta Api Trans-Borneo

Tanggal: 3 Apr 2024 16:22 wib.
Brunergy Utama Sdn Bhd, perusahaan infrastruktur asal Brunei Darusallam, baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius mereka untuk membangun jalur Kereta Api Trans-Borneo. Proyek infrastruktur ini dijadwalkan akan melintasi tiga negara, yaitu Brunei, Malaysia, dan Indonesia.

Jalur kereta api ini direncanakan akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dan pembangunannya akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur, dimulai di Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah, yang merupakan kawasan fokus ekonomi. Menurut pernyataan dari Brunergy seperti yang dikutip dari Malay Mail, Rabu (3/4).

Sementara tahap kedua, jalur ini akan melintasi wilayah Indonesia, memulai perjalanannya dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan berakhir di Samarinda serta Ibu Kota Nusantara (IKN).

Brunergy juga merincikan bahwa jarak rerata antar stasiun kereta nantinya akan mencapai sekitar 150 kilometer, dengan kecepatan kereta mencapai 300-350 kilometer per jam. Dengan demikian, perkiraan waktu tempuh antar stasiun diperkirakan sekitar 30 menit.

Selain itu, kereta api Trans-Borneo direncanakan akan melewati empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama transportasi massal dan 24 stasiun yang tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Namun, Menteri Komunikasi dan Transportasi Brunei, Shamhary Mustapha, menyatakan bahwa pembahasan soal proyek transportasi lintas negara ini belum dilakukan secara resmi di tingkat pemerintah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut mengungkapkan pandangannya terkait rencana pembangunan proyek kereta api Trans-Borneo. Meskipun demikian, belum ada komunikasi resmi antara pihak-pihak yang terlibat. "Belum (komunikasi), tapi saya tahu itu sudah ada dalam perencanaan lama," ujarnya kepada awak media, di Halim Perdanakusuma, Rabu (3/4).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, juga menegaskan bahwa proyek Trans-Borneo ini merupakan gagasan dari perusahaan Brunergy Utama. "Brunei mempunyai perusahaan kereta api yang bekerja sama dengan Malaysia mengusulkan ini. (Jadi) bukan usulan pemerintah Malaysia," katanya seperti dilansir Selasa (2/4).

Pengembangan infrastruktur jalur kereta api Trans-Borneo diyakini dapat menjadi katalis ekonomi bagi wilayah tersebut. Kepala Menteri Negara Bagian Sabah Malaysia, Datuk Seri Hajiji Noor, optimis bahwa proyek ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, memperlancar perdagangan, dan juga meningkatkan konektivitas antarwilayah di Pulau Kalimantan. Hal ini tentu akan mendukung pertumbuhan industri di daerah perbatasan dan sekaligus meningkatkan potensi pariwisata di kawasan Kalimantan.

Menanggapi rencana tersebut, Menteri Pekerjaan Umum Malaysia, Alexander Nanta Linggi, telah menyatakan bahwa pihaknya telah menerima proposal awal terkait proyek besar ini. Selain itu, pemerintah federal Malaysia juga telah menyetujui alokasi biaya untuk studi kelayakan pada rute di Sabah dan Sarawak. Dengan dukungan ini, rencana pembangunan jalur kereta api Trans-Borneo tampaknya semakin mendekati kenyataan.

Dengan rencananya yang ambisius, proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak positif secara ekonomi, tapi juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas penduduk serta barang dari tiga negara yang akan dilalui oleh jalur kereta api Trans-Borneo. Dengan begitu, proyek ini diharapkan membuka potensi ekonomi baru di kawasan tersebut dan mempererat hubungan antarnegara tersebut melalui konektivitas transportasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved