Sumber foto: Google

Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan, Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

Tanggal: 9 Mei 2025 20:52 wib.
Tampang.com | Indonesia yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian untuk ketahanan pangan kini dihadapkan pada ancaman besar akibat perubahan iklim. Meningkatnya suhu rata-rata, cuaca ekstrem, dan ketidakpastian musim hujan mempengaruhi hasil pertanian, yang berdampak langsung pada pasokan pangan.

Cuaca Ekstrem Memperburuk Hasil Pertanian
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan panjang, dan angin kencang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya sangat besar bagi petani, yang tidak hanya kehilangan hasil panen tetapi juga menghadapi kerugian ekonomi yang tidak sedikit.

"Petani kita sudah terbiasa dengan cuaca yang tidak menentu, namun intensitas dan frekuensi kejadian ekstrem semakin meningkat. Misalnya, musim hujan yang mundur atau lebih pendek, yang mempengaruhi siklus pertanian," jelas Dr. Siti, pakar perubahan iklim dari Universitas Gadjah Mada.

Pangan Lokal Terancam, Impor Meningkat
Bukan hanya produksi pangan lokal yang terancam, tetapi juga pasokan bahan pangan pokok seperti beras, jagung, dan kedelai. Indonesia yang sebagian besar menggantungkan pada produksi dalam negeri kini terpaksa meningkatkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan.

“Pangan lokal harus jadi prioritas, namun jika cuaca terus berubah, kita bisa mengalami krisis pangan yang lebih parah. Ketergantungan pada impor akan semakin membebani ekonomi,” kata Irwan, petani padi di Jawa Tengah.

Langkah Adaptasi dan Mitigasi yang Perlu Dilakukan
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengimplementasikan beberapa langkah adaptasi, seperti pengenalan teknologi pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim dan penerapan pola tanam yang lebih efisien. Namun, upaya ini masih terbatas pada wilayah tertentu, sementara dampak perubahan iklim sudah terasa di seluruh Indonesia.

"Peningkatan infrastruktur irigasi, pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijak, dan penggunaan varietas tanaman tahan iklim harus menjadi prioritas. Selain itu, edukasi kepada petani mengenai perubahan iklim dan cara bertani yang ramah lingkungan perlu lebih masif dilakukan," ujar Dr. Siti.

Peran Masyarakat dan Kolaborasi Semua Pihak
Selain peran pemerintah, masyarakat juga diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan cara mengurangi konsumsi pangan yang tidak efisien, mendukung pertanian lokal, dan meminimalkan pemborosan makanan.

“Perubahan perilaku masyarakat untuk lebih memilih produk lokal dan mendukung pertanian yang ramah lingkungan dapat mengurangi tekanan terhadap sektor pertanian kita,” tambah Irwan.

Namun, tantangan terbesar Indonesia adalah bagaimana mempercepat implementasi kebijakan perubahan iklim secara efektif, agar ketahanan pangan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang meskipun ada ancaman perubahan iklim yang terus menerus.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved