Pertamina Fokus Menyelesaikan RDMP Balikpapan: Proyek Kilang Baru Terbesar di Indonesia
Tanggal: 7 Apr 2024 16:16 wib.
Pertamina tengah menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan dengan fokus pada program Turn Around (TA) Revamp yang direncanakan selesai pada awal Mei 2024.
Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam kunjungannya ke proyek RDMP Balikpapan pada Selasa (02/04), program TA Revamp bertujuan untuk mengintegrasikan unit kilang eksisting dengan unit kilang baru hasil pelaksanaan proyek RDMP.
Keberhasilan proyek RDMP di Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barel per hari. Artinya, kapasitas produksi Kilang Balikpapan akan meningkat menjadi 360 ribu barel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barel per hari.
Nicke menyatakan dukungannya agar proses revamping sebagai milestone penting dari proyek RDMP berjalan lancar. Ia juga mengakui bahwa membangun proyek sebesar dan sekompleks ini adalah tugas yang tidak mudah, tetapi Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional dan seluruh tim terlibat telah membuktikan komitmen penuh dan kerjasama yang kuat untuk mengatasi tantangan yang ada.
Dengan selesainya proyek RDMP Balikpapan, kilang minyak ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia. Kapasitas Kilang Balikpapan akan melampaui Kapasitas Kilang Cilacap, yang saat ini merupakan kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.
Dari kunjungan tersebut, dapat dilihat bahwa Perseroan sedang memfokuskan upaya untuk menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan agar dapat memberikan dampak positif terhadap produksi minyak Indonesia.
Ini artinya, dengan penyelesaian proyek RDMP Balikpapan, Pertamina akan memiliki kilang minyak yang memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan kilang-kilang minyak lainnya di Indonesia. Penambahan kapasitas ini tentunya akan memberikan kontribusi besar terhadap kecukupan pasokan minyak bagi kebutuhan energi nasional.
Kilang minyak yang lebih besar ini juga akan berdampak positif terhadap industri petrokimia di Indonesia. Dengan kapasitas produksi minyak yang lebih besar, maka berbagai produk turunan minyak seperti bahan bakar avtur, solar, minyak tanah, dan bahan baku industri petrokimia lainnya dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih besar pula. Dampaknya akan terasa luas, baik bagi industri maupun konsumen akhir.