Pertamina Bermitra dengan KNOC dan ExxonMobil untuk Pengembangan CCS di Asia Tenggara
Tanggal: 17 Mei 2024 09:55 wib.
Pertamina telah membentuk kemitraan strategis dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil untuk mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan. Kolaborasi ini diresmikan dengan penandatanganan Framework Agreement pada acara The 48th Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition yang berlangsung pada Rabu, 15 Mei.
Kerja sama ini melibatkan pelaksanaan kerangka kolaboratif untuk memperluas kerja sama dalam rantai nilai CCS lintas batas. Ketiga pihak akan bersama-sama memetakan potensi kolaborasi, transfer teknologi, transportasi, dan lokasi penyimpanan CO2. Tujuan utama inisiatif ini adalah untuk mempercepat penerapan teknologi CCS di Indonesia, mengingat besarnya potensi penyimpanan karbon di kawasan Asia Tenggara.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menegaskan bahwa kemitraan dengan KNOC dan ExxonMobil menunjukkan keseriusan Pertamina dalam mempercepat transisi energi dan program pengurangan karbon di Indonesia. "Kerja sama ini bertujuan mengembangkan penyimpanan karbon di Indonesia, mengingat wilayah ini memiliki potensi penyimpanan karbon yang besar di Asia Tenggara," ujar Nicke. Dia juga menyatakan bahwa kolaborasi ini mencerminkan komitmen Pertamina untuk bekerja sama dengan mitra internasional guna mencapai target pengurangan emisi karbon dengan lebih efektif dan cepat.
President ExxonMobil Low Carbon Solutions untuk Asia Pasifik, Irtiza Sayyed, juga menyampaikan pentingnya kolaborasi ini untuk mempercepat program pengurangan emisi. Menurut Irtiza, kemitraan ini bukan hanya penting untuk mencapai target emisi yang lebih rendah, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas teknologi dan inovasi di bidang CCS.
Sebagai mitra internasional, KNOC dan ExxonMobil memiliki pengalaman dan teknologi yang unggul di bidang CCS. Dengan adanya kerja sama ini, Pertamina berharap dapat memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dari kedua perusahaan tersebut untuk mengembangkan solusi CCS yang efisien dan berkelanjutan. Kolaborasi ini juga mencakup pengembangan infrastruktur transportasi CO2, yang merupakan bagian penting dalam rantai nilai CCS.
Kerja sama strategis ini mendukung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai target pengurangan emisi yang ditetapkan dalam Kesepakatan Paris. Teknologi CCS diakui sebagai salah satu solusi utama untuk mengurangi emisi karbon di sektor energi dan industri dengan cara menangkap dan menyimpan CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas industri lainnya.