Perpustakaan Cikini dan PDS HB Jassin Kini Buka hingga Malam, Jakarta Dorong Literasi sebagai Gaya Hidup
Tanggal: 7 Mei 2025 05:59 wib.
Tampang.com | Pemerintah Provinsi Jakarta mulai memperluas akses literasi dengan memperpanjang jam operasional dua perpustakaan utama di ibu kota. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi Jakarta sebagai kota literasi global.
Perpustakaan Kini Buka hingga Pukul 22.00 WIB
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta resmi memperpanjang jam operasional Perpustakaan Umum Daerah Cikini dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Kini, kedua fasilitas literasi ini melayani pengunjung dari pukul 09.00 hingga 22.00 WIB setiap hari.
Kepala Dispusip DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat, menyebut perpanjangan waktu ini sudah diuji coba selama dua minggu terakhir sebagai proyek percontohan. Sebelumnya, perpustakaan hanya beroperasi sampai pukul 16.00 WIB.
"Kami sudah uji coba selama dua minggu, antusiasme masyarakat tinggi. Sekarang buka sampai jam sepuluh malam," ujar Syaefuloh, Selasa (6/5/2025).
Evaluasi dan Penyesuaian Personel
Untuk menjaga kelancaran operasional hingga malam hari, Dispusip tengah menyiapkan sistem kerja sif bagi para petugas. Kebijakan ini juga akan dievaluasi berdasarkan respons pengunjung.
"Kalau jam buka bertambah, tentu personel juga perlu disesuaikan. Kami sedang susun sistemnya dan akan evaluasi berdasarkan animo masyarakat," jelasnya.
Data Dispusip menunjukkan, pada akhir pekan saja, pengunjung Perpustakaan Cikini bisa menembus 3.500 orang. Fakta ini memperkuat dasar perpanjangan layanan dan potensi replikasi ke perpustakaan wilayah lainnya.
Perpustakaan sebagai Ruang Publik dan Edukasi
Lebih dari sekadar tempat membaca, perpustakaan di Jakarta kini dikembangkan menjadi ruang publik multifungsi. Terdapat fasilitas untuk diskusi, pelatihan menulis, pameran seni, hingga storytelling anak-anak.
"Kami ingin menjadikan perpustakaan sebagai bagian dari wajah Jakarta yang inklusif dan cerdas. Ini penting dalam membangun budaya literasi yang hidup di tengah masyarakat," tambah Syaefuloh.
Dukungan Penuh dari Gubernur Jakarta
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mendukung penuh inisiatif ini. Ia menilai bahwa jam operasional perpustakaan yang terlalu singkat selama ini membuat masyarakat, terutama pekerja, kesulitan mengakses fasilitas literasi.
"Sekarang ini rata-rata tutup jam empat sore. Udah kayak ASN pulang kantor saja. Kita ubah itu. Semua perpustakaan milik Pemprov akan buka lebih lama," ujar Pramono saat ditemui di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).
Pramono menekankan pentingnya ruang literasi yang dapat diakses hingga malam sebagai bagian dari pelayanan publik yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat urban.
Menuju Kota Literasi Global
Dispusip menargetkan seluruh perpustakaan di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta dapat beroperasi hingga pukul 22.00 WIB pada akhirnya. Meski implementasinya dilakukan secara bertahap, ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota literasi global.
"Kami akan terus pantau dan sesuaikan, tapi prinsipnya adalah memberikan layanan terbaik bagi warga Jakarta," tutup Syaefuloh.
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari warga, khususnya pelajar dan pekerja yang kini memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan mengakses ilmu di luar jam kerja. Apakah langkah ini bisa jadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia?