Penyebab Kapal KKN UGM Terbalik di Maluku Tenggara
Tanggal: 4 Jul 2025 11:49 wib.
Insiden tragis menimpa rombongan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Maluku Tenggara. Pada Selasa, 1 Juli 2025, pukul 15:28 WIT, perahu jenis longboat yang mereka naiki terbalik di perairan Debut, mengakibatkan hilangnya nyawa dua mahasiswa yang merupakan bagian dari kegiatan mulia tersebut.
Dalam laporan resmi UGM, dua mahasiswa yang menjadi korban dalam insiden ini adalah Septian Eka Rahmadi dari Program Studi Teknologi Informasi dan Bagus Adi Prayogo dari Fakultas Kehutanan. Keduanya tergabung dalam Unit KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Manyeuw, Maluku Tenggara. Keduanya sebelumnya sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Rustamadji, menyampaikan ungkapan duka mendalam bagi sivitas akademika kampus atas kepergian kedua mahasiswa tersebut. Ia mengatakan, "Kami kehilangan sosok muda yang penuh potensi dan semangat. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan."
Kronologi insiden ini berawal ketika tujuh mahasiswa KKN bersama lima warga lokal berlayar untuk mengambil pasir yang akan digunakan dalam program Revitalisasi Terumbu Karang dengan metode Artificial Patch Reef. Namun, dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, kapal mereka diterjang gelombang tinggi dan akhirnya terbalik di perairan Pulau Wahr. Menurut keterangan Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Frans Duma, "Kapal mereka terbalik setelah dihantam ombak besar saat membawa sekitar 30 karung pasir."
Kejadian nahas terjadi pada pukul 14:07 WIT, namun laporan pertama diterima Tim SAR pada pukul 15:40 WIT setelah salah satu mahasiswa memberikan informasi. Sebuah tim dari Pos SAR Tual segera berangkat menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) dan tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 17:30 WIT. Namun, proses evakuasi sempat terhambat akibat cuaca buruk dengan angin kencang dari arah selatan-tenggara dan gelombang laut yang mencapai 2,5 meter.
Tim SAR melanjutkan upaya pencarian meski dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung. Setelah berusaha keras, jasad Bagus Adi Prayogo ditemukan sekitar pukul 23:00 WIT, tidak jauh dari lokasi kapal yang terbalik. Sementara itu, Septian ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Dalam insiden ini, lima mahasiswa UGM dan lima warga lokal berhasil diselamatkan dan mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Tiga mahasiswa, yaitu Muhammad Arva Sagara, Ridwan Rahadian, dan Afifudin Baliya, harus dirawat di rumah sakit. Keduanya dirawat di RS Karel Satsuitubun Langgur, sementara Afifudin dirawat di RS Hati Kudus Langgur. Dua mahasiswa lainnya, Deren dan Pratista Halimawan, dalam kondisi stabil dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut. Kejadian ini tentu menjadi pelajaran berharga akan pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan yang dilakukan di tengah alam.