Penerbangan ke Mulia Puncak Jaya dihentikan Sementara Akibat Kerusuhan
Tanggal: 18 Jul 2024 22:36 wib.
Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, mengakui dampak kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Kamis, yang menyebabkan penerbangan sipil ke wilayah tersebut dihentikan sementara.
Menurut Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, kerusuhan tersebut mengakibatkan penerbangan sipil yang melayani warga tidak dapat beroperasi, dan belum ada kepastian kapan penerbangan sipil akan kembali normal. Kuswara berharap situasi keamanan di wilayah tersebut segera dapat pulih agar penerbangan dapat beroperasi kembali dan warga dapat kembali beraktivitas.
Dalam mengatasi situasi tersebut, Polres Puncak Jaya telah mendapat bantuan dari Brimob Polda Papua dan Satgas Damai Cartenz. Kuswara berharap agar situasi keamanan segera kembali kondusif dalam waktu dekat.
Kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, disebabkan oleh insiden penembakan oleh aparat keamanan yang mengakibatkan tiga orang tewas pada Selasa (16/7) malam. Tiga orang yang meninggal akibat luka tembak adalah SW (33), YW (41), dan DW (36). Selain itu, empat orang lainnya mengalami luka-luka dan satu orang meninggal, yakni Abdulah Jaelani (30) yang terkena benda tajam.
Di antara yang terluka adalah Danyon 753/AVT Mayor Inf Novald Dermawan, yang terkena lemparan batu di kepala. Selain itu, Arief (45 tahun) terkena panah di punggung, Safrudin (44 tahun) terkena lemparan batu di bibir atas sebelah kiri, dan Surati/Bude Nina (53 tahun) terluka akibat benda tajam.
Penerbangan ke Mulia telah menjadi satu-satunya sarana transportasi udara bagi warga di daerah tersebut. Dengan dihentikannya penerbangan, akan berdampak pada keterbatasan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Dalam situasi seperti ini, peran dari institusi keamanan, baik Polri maupun TNI, sangatlah penting untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat. Namun, penegakan hukum juga harus dilakukan dengan proporsional dan memperhatikan hak asasi manusia, sehingga situasi keamanan dapat dikembalikan dengan kondusif tanpa menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi masyarakat.
Selain itu, pemulihan kondisi keamanan juga sebaiknya diikuti dengan dialog dan intervensi sosial yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, agama, dan adat, serta pemerintah setempat untuk mencari solusi jangka panjang bagi konflik yang muncul. Peran dari seluruh stakeholder untuk terlibat dalam membangun perdamaian dan memperoleh keadilan sangatlah penting dalam menyelesaikan konflik di daerah tersebut.
Kerusuhan yang terjadi di Mulia, Puncak Jaya, juga menandakan adanya ketegangan yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah. Diperlukan upaya konkret dalam memberikan keadilan, mengatasi ketimpangan, serta mendorong pembangunan dan pemberdayaan masyarakat agar konflik tidak kembali terulang di masa mendatang.