Sumber foto: google

Penanganan Kurangnya Guru di Sekolah Dasar Negeri Di Daerah Nias, Begini Mayor Teddy Indra Wijaya Bergerak

Tanggal: 21 Jan 2025 11:46 wib.
Sebuah fenomena kurangnya guru di sekolah dasar (SD) menjadi perbincangan hangat di media sosial. Video dari sejumlah siswa SD Negeri di daerah Nias Uluna’ai Hiligo’o di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, yang menyuarakan keluhan mereka terkait kurangnya guru di sekolahnya, menjadi sorotan. Mereka terlihat frustasi karena tidak adanya pendidik yang hadir untuk memberikan pengajaran. Dari video yang diunggah di Instagram resmi Sekretariat Kabinet, terlihat dua siswa yang menyampaikan keluhan mereka terhadap ketiadaan guru yang datang mengajar.

Sebuah pernyataan dari salah satu siswa dalam video tersebut menyebutkan, "Ini kepada gurunya, tidak ada gurunya sama sekali, tidak ada. Ini kantor gurunya, sama sekali tidak ada sama sekali satu orang pun," yang mencerminkan betapa seriusnya masalah kurangnya guru di sekolah mereka. Siswa lainnya juga mengeluhkan mengenai ketiadaan guru selama satu bulan, dan ketika guru akhirnya muncul, hanya untuk membunyikan lonceng tanpa memberikan pelajaran.

Tanggapan atas keluhan para siswa ini datang dari Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya. Pada tanggal 18 Januari 2025, Tim Seskab diberangkatkan untuk meninjau langsung kondisi di lokasi sekolah tersebut. Mereka menemukan bahwa akses menuju sekolah sangatlah sulit, dengan jarak mencapai 8,5 Km dari dusun induk di Desa Laowo Hilimbaruzo, dan harus melalui rute perjalanan yang berliku serta menyeberangi 13 sungai. Waktu tempuh yang dibutuhkan dari dusun induk pun mencapai 2,5 hingga 3 jam perjalanan.

Melihat kondisi sulit ini, Seskab mencetuskan tiga solusi untuk menangani masalah ini. Solusi pertama adalah dengan membangun mess atau rumah bagi guru kompleks SD, yang akan memberikan dukungan tunjangan dana bagi para pengajar. Solusi kedua adalah dengan membangun jembatan penyeberangan yang memudahkan akses menuju sekolah, serta solusi ketiga adalah memperjuangkan adanya akses listrik yang memadai di sekolah tersebut. Ketiga solusi tersebut diharapkan dapat menjadi jalan keluar yang tepat untuk mengatasi permasalahan kurangnya guru di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o.

Setkab juga menyatakan bahwa usulan tersebut akan segera dikomunikasikan kepada instansi terkait, sehingga pemecahan masalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah konkret. Seskab juga menyampaikan terima kasih kepada para siswa di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o atas keberanian mereka dalam menyuarakan kondisi di sekolah. Ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi aktif dari seluruh pihak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang layak bagi generasi muda. Dengan demikian, diharapkan masalah kurangnya tenaga pengajar di sekolah dasar ini dapat segera terselesaikan dan menghasilkan perubahan yang positif bagi masa depan pendidikan di Nias.

Situasi ini merupakan cerminan dari tantangan pendidikan di daerah terpencil, di mana infrastruktur pendidikan masih belum terjangkau dengan baik. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah di daerah pedalaman atau pulau terpencil yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan tenaga pendidik yang berkualitas. Hal ini dapat berdampak negatif pada proses pendidikan dan perkembangan anak-anak di daerah tersebut. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan di daerah terpencil harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait.

Di samping itu, upaya peningkatan kesejahteraan guru juga perlu diperhatikan. Membangun fasilitas yang memadai seperti mess atau rumah dinas bagi para guru adalah langkah yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dukungan berupa tunjangan dana juga akan membantu memperbaiki situasi di mana para guru sulit dijumpai di daerah terpencil seperti Nias. Pemerintah daerah bersama instansi terkait harus bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat guna menyelesaikan permasalahan ini, sehingga setiap anak di Indonesia, termasuk di daerah terpencil, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Dalam mewujudkan hal tersebut, partisipasi aktif dari masyarakat setempat juga diperlukan. Membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan serta peran aktif dalam mencari solusi bersama dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait akan menjadi kunci dalam menangani permasalahan kurangnya guru di sekolah-sekolah terpencil.

Kesungguhan Seskab dalam menanggapi keluhan para siswa di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o menjadi contoh bagaimana pemangku kepentingan dapat bertindak cepat dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Semoga langkah-langkah konkret yang diambil akan mampu memberikan solusi yang bertahan lama untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa terhalang oleh kondisi infrastruktur atau keterbatasan sumber daya. Hal ini tentu akan berdampak positif pada perkembangan pendidikan di daerah-daerah terpencil, serta mendorong kesejahteraan guru dan kemajuan pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved