Pemkot Bogor Tanggung Biaya Pengobatan 214 Siswa Keracunan MBG
Tanggal: 13 Mei 2025 19:32 wib.
Tampang.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memastikan akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi 214 siswa yang menjadi korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor. Kejadian ini telah memicu Pemkot untuk menetapkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Pemkot Bogor Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung
Wali Kota Bogor Dedie Rachim memastikan bahwa seluruh biaya medis bagi korban keracunan akan ditanggung oleh Pemkot. "Kami pastikan mereka yang terkena dampak ini biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," ujar Dedie, Minggu (11/5/2025). Pemkot Bogor juga telah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengevaluasi program MBG guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penyelidikan dan Pemetaan Sekolah Terkena Dampak
Pemkot juga melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan sumber keracunan dan mengidentifikasi penyebab pastinya. "Kami akan memeriksa asal-muasalnya, apakah dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau sumber lain," lanjut Dedie. Pemkot Bogor telah memetakan 13 sekolah yang menerima menu MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani, guna memastikan jumlah siswa yang terdampak.
Kondisi Siswa Terus Membaik
Dedie menambahkan bahwa kondisi siswa yang diduga keracunan kini berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan medis yang memadai. "Alhamdulillah, kondisi pasien sekarang sudah berangsur membaik karena sudah ditangani secara medis," tuturnya.
Rincian Kasus dan Sebaran di Sekolah
Berdasarkan data yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, jumlah siswa yang keracunan MBG mencapai 214 orang, dengan penambahan empat kasus terbaru pada Sabtu (10/5/2025). Kasus keracunan ini tersebar di sembilan sekolah, dengan rincian sebagai berikut:
TK Bina Insani: 25 orang
SD Bina Insani: 10 orang
SMP Bina Insani: 94 orang
SMA Bina Insani: 1 orang
SDN Kukupu 3: 8 orang
SDN Kedung Waringin: 7 orang
SDN Kedung Jaya 1: 16 orang
SDN Kedung Jaya 2: 45 orang
SMP Bina Graha: 8 orang
Dari total 214 siswa, sebanyak 34 siswa masih dirawat di rumah sakit, sedangkan 45 siswa menjalani rawat jalan. Sementara itu, 129 siswa lainnya mengalami keluhan ringan.