Pemilu 2029: Penentuan Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas
Tanggal: 22 Mei 2025 18:42 wib.
Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 akan menjadi momen krusial dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia. Di tengah beragam tantangan dan peluang, Pemilu 2029 bukan hanya sekadar ajang memilih pemimpin, tetapi merupakan penentu arah masa depan negara ini. Apakah Indonesia akan bergerak menuju Indonesia Emas atau justru terjebak dalam ketidakpastian yang akan membuat kita semua dalam keadaan cemas? Banyak yang percaya bahwa fondasi pendidikan yang diletakkan sekarang adalah salah satu kunci untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Persiapan untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas harus dimulai dari pendidikan. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya akan melahirkan generasi yang cerdas dan produktif tetapi juga mampu berinovasi dan bersaing dalam era globalisasi. Namun, sayangnya, tanda-tanda untuk memprioritaskan pendidikan di tanah air ini masih jauh dari harapan. Anggaran pendidikan yang seharusnya meningkat justru sering kali tergerus oleh kebutuhan mendesak lainnya, termasuk upaya untuk meraih suara rakyat menjelang pemilu.
Pemilu 2024 menjadi saksi bisu bagaimana kebijakan bansos (bantuan sosial) digunakan sebagai alat untuk pemenangan salah satu calon. Dengan alokasi bansos sebesar 497 triliun rupiah yang digulirkan hanya H-2 sebelum pemilu, kita dapat melihat bagaimana kebijakan publik sering kali dipolitisasi untuk kepentingan jangka pendek. Kegiatan ini menciptakan fenomena yang berpotensi merugikan proses demokrasi, di mana kebijakan jelas dimanfaatkan untuk meraih suara, bukan untuk kepentingan masyarakat yang berkelanjutan.
Isu ini sangat penting untuk diperhatikan menjelang Pemilu 2029, di mana hasil dari pendidikan yang diterima generasi muda saat ini akan terlihat. Jika edukasi tidak jadi prioritas, maka kita akan menghadapi persoalan serius di masa depan. Generasi yang kurang terdidik akan sulit berpartisipasi aktif dalam demokrasi dan cenderung manipulatif. Hal ini bisa berujung pada tingkat apatisme yang tinggi terhadap pemilu, yang pada akhirnya akan merugikan kualitas pemimpin yang dihasilkan.
Tanpa adanya investasi yang signifikan dalam pendidikan, harapan untuk mewujudkan Indonesia Emas akan sangat tipis. Generasi muda adalah aset terpenting sebuah bangsa, dan jika mereka tidak dipersiapkan dengan baik, kita akan terus berputar dalam lingkaran kesulitan. Mulai dari kualitas pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, semua harus diperhatikan secara serius agar bisa mempersiapkan calon pemimpin dan masyarakat yang berkompeten.
Sekarang, pertanyaan yang muncul adalah: siapakah yang akan memberikan solusi terhadap persoalan pendidikan ini? Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat banyak calon legislatif yang hanya fokus pada isu-isu yang bersifat sementara, seperti bansos untuk pemenangan. Jika Pemilu 2029 tidak didasari oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan, maka kita seolah-olah menciptakan generasi yang lebih cemas daripada emas. Pemimpin masa depan yang kurang peka terhadap kebutuhan pendidikan mungkin akan terus mengulangi kesalahan yang sama.
Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengubah arah bangsa adalah memberikan edukasi politik kepada generasi muda. Pendidikan politik yang baik akan membantu mereka memahami pentingnya suara mereka dan memberikan hak mereka secara bijaksana. Dalam jangka panjang, suatu bangsa yang terdidik akan lebih mampu membuat keputusan yang tepat dan mendorong negara menuju kemajuan yang berarti.
Hal ini adalah tantangan bagi semua lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, pendidik, hingga orang tua. Kita semua mempunyai peran dalam menciptakan lingkungan yang mendukung proses pendidikan. Dengan menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya pendidikan, diharapkan masyarakat akan menuntut lebih banyak dari calon pemimpin mereka. Hanya dengan cara ini calon presiden dan wakil presiden yang berfokus pada pembangunan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang akan menang di pemilu yang akan datang.
Di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata terhadap risiko politisasi pendidikan yang dapat terjadi. Jika kebijakan pendidikan terus-menerus terpinggirkan demi kepentingan jangka pendek, maka akan ada ketidakberdayaan dalam menghadapi tantangan global di masa depan. Indonesia perlu bersiap untuk tidak hanya menjadi kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya sumber daya manusia yang cerdas dan berdaya saing.
Dengan semua faktor yang berperan dalam proses ini, Pemilu 2029 bukan hanya sekadar ritual politik, tetapi merupakan momen refleksi untuk kita semua. Pilihan yang dibuat akan membawa kita menuju Indonesia Emas yang diimpikan atau justru membawa kita kembali ke dalam ketidakpastian dan kegelisahan. Kini saatnya untuk mempersiapkan diri agar generasi masa depan tidak hanya mengandalkan bansos, tetapi berinvestasi dalam pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan sebagai pondasi untuk menghadapi cahaya harapan yang lebih baik.