Pemerintah Tulis Ulang Sejarah Indonesia, Libatkan 100 Lebih Sejarawan
Tanggal: 7 Mei 2025 06:15 wib.
Tampang.com | Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan langkah monumental dalam bidang kebudayaan, yakni dengan menulis ulang sejarah nasional. Upaya ini dilakukan untuk memastikan narasi sejarah Indonesia disampaikan dengan lebih akurat, inklusif, dan berdasarkan kajian ilmiah yang terkini.
Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, proyek besar ini melibatkan lebih dari 100 ahli sejarah dari berbagai universitas dan lembaga riset terkemuka di seluruh Indonesia. Mereka bertugas untuk meneliti, merevisi, meluruskan, dan melengkapi narasi sejarah Indonesia berdasarkan temuan terbaru dan pendekatan akademis yang objektif.
“Sejarah bukan sekadar cerita masa lalu. Ia menjadi fondasi identitas dan arah bangsa. Karena itu, perlu ditulis dengan jujur dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan,” kata Fadli Zon dalam konferensi pers di Jakarta.
Penulisan ulang ini bukan bertujuan untuk menghapus sejarah lama, melainkan untuk mengoreksi bias, kekeliruan, atau ketimpangan narasi yang selama ini mungkin terlewatkan dalam buku-buku sejarah resmi. Dalam versi sebelumnya, beberapa bagian sejarah dianggap tidak representatif, terlalu dominan dari satu sudut pandang, atau tidak memasukkan kontribusi kelompok-kelompok tertentu dalam perjuangan dan pembangunan bangsa.
Proyek penulisan ulang sejarah ini juga akan memperluas cakupan wilayah dan tokoh, termasuk kontribusi perempuan, tokoh lokal, dan peran masyarakat adat dalam sejarah Indonesia. Selain itu, narasi sejarah akan diperluas hingga masa kontemporer, mencakup peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir seperti reformasi, konflik daerah, hingga perkembangan demokrasi digital.
Para ahli sejarah yang dilibatkan menggunakan pendekatan multidisipliner dan berbasis pada riset arsip, catatan lapangan, serta wawancara dengan pelaku sejarah. Prosesnya dilakukan dengan transparan dan mengedepankan kolaborasi antar perguruan tinggi, arsip nasional, dan lembaga kebudayaan.
Menurut salah satu penulis, Adhyasta Dirgantara, tim penulis sejarah ini dibagi ke dalam kelompok tema dan periode sejarah, mulai dari masa prasejarah, era kerajaan Nusantara, masa kolonial, kemerdekaan, hingga era modern. “Kami bekerja untuk menyajikan sejarah yang utuh, tidak semata-mata dari sudut pandang elite, tetapi juga dari sisi rakyat,” ujarnya.
Selain Adhyasta, dua nama lain yang turut dalam proses ini adalah Danu Damarjati dan Genta Tenri Mawangi, yang juga bertindak sebagai koordinator dan editor utama dalam penyusunan naskah sejarah versi terbaru ini.
Pemerintah menargetkan naskah lengkap sejarah Indonesia versi terbaru akan rampung pada akhir 2025 dan akan menjadi bahan ajar resmi di sekolah dan universitas, serta akan diterbitkan dalam bentuk buku cetak dan digital yang mudah diakses publik.
Dengan langkah ini, diharapkan generasi muda Indonesia mendapatkan pemahaman sejarah yang lebih jujur, luas, dan inklusif, serta mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air berdasarkan fakta, bukan mitos semata.