Pemerintah Resmikan Sistem Simbara untuk Komoditas Nikel dan Timah
Tanggal: 22 Jul 2024 13:46 wib.
Pemerintah Indonesia telah memperluas ekosistem Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) dari yang selama ini hanya untuk komoditas batu bara, menjadi termasuk nikel dan timah. Perluasan ini diresmikan langsung oleh Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri ESDM, hingga Menteri Perhubungan.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menjelaskan bahwa perluasan ini dilakukan karena nikel dan timah memiliki nilai ekonomi yang besar bagi Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dengan cadangannya mencapai 21 juta ton atau 24% dari total cadangan dunia. Sementara cadangan timah kedua terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 800 ribu ton atau 23% dari total cadangan dunia.
Isa juga mencatat bahwa volume produksi nikel Indonesia pada 2023 telah mencapai 1,8 juta metrik ton dan menempati peringkat pertama dunia dengan kontribusi 50% dari total produksi nikel global. Sementara itu, volume produksi timah sebesar 78 ribu ton dengan posisi menempati peringkat kedua dunia dengan kontribusi sebesar 22% dari produksi timah global.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang begitu signifikan, pemerintah melalui Simbara berharap mampu memperkuat tata kelola nikel dan timah. Melalui sistem ini, pemerintah berupaya pencegahan penambangan ilegal, memperkuat tambahan setoran penerimaan negara bukan pajak atau PNBP, hingga memaksa perusahaan membayar piutang mereka.
Isa menjelaskan bahwa berkat Simbara, pemerintah telah mampu mencegah modus ilegal mining sebesar Rp 3,47 triliun, tambahan penerimaan negara senilai Rp 2,53 triliun, dan penyelesaian piutang dari hasil penerapan automatic blocking system Simbara Rp 1,1 triliun.
Selain itu, Isa juga menyampaikan bahwa sejak diluncurkan pada 2022 untuk komoditas batu bara, Simbara telah melibatkan integrasi proses bisnis untuk perizinan berlayar dari Kementerian Perhubungan pada 28 pelabuhan dan perluasan penjualan batu bara di dalam negeri. Pada tahun 2023, dilakukan integrasi seluruh pelabuhan di Indonesia sejumlah 57 pelabuhan yang melayani pengapalan dan pelayaran minerba khususnya batu bara dengan menghubungkan sistem Inaportnet di Kementerian Perhubungan dengan Simbara.
Tak hanya itu, Isa juga menyatakan bahwa pada tahun 2023, dilakukan integrasi seluruh pelabuhan di Indonesia yang melayani pengapalan dan pelayaran komoditas minerba khususnya batu bara. Integrasi tersebut dilakukan dengan menghubungkan sistem Inaportnet di Kementerian Perhubungan dengan Simbara.
Dalam perkembangannya, pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan Simbara dalam pengelolaan komoditas lain seperti bauksit, emas, dan tembaga. Harapannya, sistem ini dapat terus berkembang untuk mendukung pengelolaan komoditas mineral dan batubara secara keseluruhan.