Pemerintah Matangkan Blueprint Tanggul Laut Raksasa
Tanggal: 17 Jun 2025 15:38 wib.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, menegaskan pentingnya penyusunan blueprint pembangunan tanggul laut raksasa yang harus dilakukan dengan baik dan sistematis. Dalam sebuah acara di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Selasa, 17 Juni 2025, ia menyampaikan bahwa perencanaan tersebut sangat krusial agar proyek berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dia menekankan bahwa proyek Tanggul Laut Pantai Utara Jawa, yang dikenal dengan sebutan Giant Sea Wall (GSW), perlu segera diimplementasikan. Mengingat sifat proyek yang sangat kompleks, Agus memperkirakan bahwa pembangunan ini bisa membutuhkan waktu antara 10 hingga 20 tahun untuk menyelesaikan perlindungan yang menyeluruh di kawasan pesisir utara Jawa. “Kita tidak ingin memperlambat ini, karena memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang cepat. Ini bukan proyek yang hanya memerlukan waktu satu atau dua tahun, namun bisa memakan waktu hingga dua dekade,” jelasnya.
Agus Harimurti Yudhoyono merinci bahwa konsep tanggul laut raksasa ini tidak sepenuhnya terbuat dari beton. Sebaliknya, proyek ini akan mengkombinasikannya dengan mangrove yang berfungsi sebagai pelindung alami dan untuk meningkatkan ekosistem pesisir. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda; selain melindungi lini pesisir, juga akan membantu menjaga keanekaragaman hayati di sepanjang garis pantai.
Lebih lanjut, ia juga ingatkan bahwa kecepatan pembangunan yang ingin dicapai tidak boleh mengorbankan kualitas perencanaan. “Percepatan tidak berarti kita harus terburu-buru sehingga mengabaikan desain yang efisien. Tanpa perencanaan yang matang dan integratif, kita berisiko menghadapi masalah di masa depan yang mungkin saja tidak terduga,” ungkapnya.
Di tengah ancaman banjir rob dan penurunan tanah, yang terjadi di berbagai kota pesisir seperti Jakarta, Banten, hingga Jawa Timur, tubuh pemerintah berusaha lebih proaktif. Menurut Yudhoyono, situasi Jakarta saat ini sangat krusial, di mana tingginya permukaan air laut dipadukan dengan penurunan tanah yang berkelanjutan menambah urgensi dari proyek pembangunan ini. Dengan begitu, penting bagi semua pihak, termasuk kepala daerah, untuk bersinergi dan bekerja sama dalam mengatasi masalah ini.
Presiden Prabowo juga memberikan perhatian serius terhadap proyek ini, mendesak agar Tanggul Laut Raksasa Pantura segera dikerjakan. Langkah nyata untuk melindungi kawasan pesisir bukan sekadar soal infrastruktur, namun juga soal kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Diharapkan, dengan adanya kolaborasi dan perencanaan yang matang, proyek ini bisa terlaksana sesuai harapan dan memberikan dampak yang positif bagi perlindungan lingkungan serta ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan bencana alam yang mungkin terjadi di masa mendatang.