Pemerintah Harus Memperketat Pengawasan terhadap Makanan Impor Ilegal dari Cina
Tanggal: 14 Jul 2024 21:48 wib.
Kasus peredaran makanan berbahaya yang diduga berasal dari Cina telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, terutama setelah belasan siswa SDN Cidadap I, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jabar, dilaporkan mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsi snack asal Cina dengan merek 'Hot Spicy Latiru dan Latiao Strips'. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam mengonsumsi pangan yang beredar bebas. Sudaryatmo, dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengingatkan pemerintah tentang pentingnya menindak tegas peredaran pangan impor yang diduga ilegal.
Sudaryatmo menekankan perlunya pemerintah untuk menginvestigasi rantai pasok makanan tersebut guna mencegah peredaran tidak terkontrol. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap pemasok, peredaran, dan perdagangan produk ilegal harus dilakukan secara tegas. Selain itu, Sudaryatmo juga menduga bahwa penyebaran pangan berbahaya asal Cina tersebut sudah meluas, bahkan di wilayah yang jauh dari perbatasan antar negara.
Menanggapi hal ini, YLKI mendorong peningkatan pengawasan untuk mengantisipasi masalah kesehatan karena adanya pangan berbahaya. Disarankan agar pemerintah daerah, terutama dinas terkait seperti dinas pendidikan dan kesehatan, lebih aktif melakukan pengawasan, terutama terhadap jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Sudaryatmo menegaskan bahwa kasus keracunan yang terjadi di Sukabumi melibatkan dinas pendidikan dan kesehatan, sehingga pengawasan dari pemerintah daerah sangat diperlukan.
Selain itu, YLKI juga menyatakan bahwa masalah ini terjadi karena lemahnya pengawasan dan regulasi di Indonesia, yang membuat produk Cina yang tidak memenuhi standar mudah masuk ke pasaran. Hal ini terkait dengan adanya produk Cina di bawah standar yang masuk ke Indonesia sebagai akibat dari regulasi dan pengawasan yang tidak memadai. Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas pangan dari Cina memang menjadi perhatian serius, dengan banyak kasus produk pangan asal Cina ditemukan bermasalah.
Di samping itu, terdapat laporan tentang minyak goreng asal Cina yang mengandung Bahan Bakar Minyak (BBM), yang diduga karena truk tangki tidak dibersihkan sesuai prosedur setelah mengangkut BBM. Hal ini menunjukkan bahwa dalam persaingan yang semakin ketat, beberapa pihak mungkin melakukan tindakan yang merugikan konsumen demi memangkas biaya produksi. Kasus-kasus tersebut menyoroti berbagai isu terkait kualitas produk pangan dari Cina yang harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia.