Sumber foto: Google

Pembangunan Jalan Fokus di Jawa, Daerah Terpencil Menanti Giliran Bertahun-tahun!

Tanggal: 18 Mei 2025 08:47 wib.
Tampang.com | Pemerataan pembangunan infrastruktur kembali jadi sorotan. Meski pemerintah mengklaim telah membangun ribuan kilometer jalan, kenyataannya sebagian besar proyek masih terfokus di Pulau Jawa dan kota-kota besar.

Ketimpangan Pembangunan Jalan
Menurut laporan Kementerian PUPR, lebih dari 60% anggaran pembangunan jalan nasional terserap di kawasan Jawa dan Sumatra. Sementara itu, wilayah-wilayah seperti Papua, Maluku, dan sebagian Kalimantan masih kekurangan akses jalan dasar.

“Di kampung saya, jalan rusak tidak diperbaiki sejak 2015. Kalau hujan, kendaraan tidak bisa lewat,” ujar Rando, warga Pegunungan Bintang, Papua.

Transportasi Terhambat, Ekonomi Tertahan
Buruknya infrastruktur jalan berdampak langsung pada distribusi barang, harga kebutuhan pokok, dan akses layanan publik. Banyak warga di daerah terpencil kesulitan menuju sekolah, rumah sakit, hingga pasar terdekat.

“Bayangkan anak-anak harus jalan kaki 10 km di jalan tanah berlumpur hanya untuk sekolah,” kata Aisyah, guru di NTT.

Fokus Proyek Besar, Lupakan Akar Masalah
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengkritik pemerintah yang lebih sering membanggakan proyek tol trans dan kereta cepat dibanding infrastruktur dasar yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat kecil.

“Jalan tol dibangun cepat demi investasi, tapi jalan desa dibiarkan rusak. Ini ironi dalam pembangunan,” tegasnya.

Butuh Perencanaan Inklusif dan Prioritas Daerah 3T
Pemerintah didesak agar melakukan redistribusi anggaran infrastruktur yang lebih adil, terutama untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Pembangunan harus berpihak pada mereka yang selama ini tertinggal.

Infrastruktur Bukan Sekadar Beton, Tapi Soal Akses dan Keadilan
Selama pembangunan hanya berpijak pada logika ekonomi makro, maka ketimpangan akan terus melebar dan rasa keadilan masyarakat akan semakin terkikis.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved