Pelaku UMKM Desa Wisata Dapat Pelatihan Pariwisata Ramah Lingkungan
Tanggal: 23 Agu 2025 14:54 wib.
Kementerian Pariwisata bersama Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Sustainable Tourism Initiative (STRIVE) menggelar pelatihan bisnis pariwisata ramah lingkungan bagi pelaku UMKM desa wisata di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kegiatan yang berlangsung pada 19–23 Agustus 2025 ini diikuti 25 peserta dari Desa Timbang Jaya, Desa Timbang Lawan, dan Desa Perkebunan Bukit Lawang.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata, Ika Kusuma Permana Sari, mengatakan bahwa pariwisata hijau bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dengan kemampuan mengelola usaha secara ramah lingkungan dan keuangan yang tertata, UMKM desa wisata akan lebih mampu bersaing, tumbuh sehat, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Pelatihan yang juga didukung oleh Bank Indonesia Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Langkat ini mencakup literasi keuangan, inovasi produk, hingga penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan yang menekankan kelestarian alam, pemberdayaan masyarakat, serta pelestarian budaya lokal. Peserta juga dibekali pola pikir kewirausahaan berkelanjutan, pemetaan usaha, strategi pemasaran, hingga manajemen produksi. Selain itu, mereka dilatih memanfaatkan teknologi keuangan digital melalui aplikasi SIAPIK.
Program pelatihan ini tidak berhenti di kelas. Peserta akan mendapatkan pendampingan usaha selama satu bulan setelah kegiatan selesai, untuk memastikan prinsip pariwisata hijau benar-benar diterapkan dalam bisnis mereka. “Kami ingin UMKM desa wisata siap menjadi garda depan pariwisata ramah lingkungan,” ujar Ika.
Bupati Langkat, H. Syah Afandin, menekankan pentingnya dukungan pemasaran agar UMKM bisa lebih profesional dan berdaya saing. Sementara itu, Staf Program ILO Indonesia, Dina Novita Sari, menyebut bahwa penerapan prinsip pariwisata hijau akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus membuka lapangan kerja yang layak. Ia menambahkan, kolaborasi multipihak sangat penting untuk mereplikasi praktik baik ini di berbagai desa wisata Indonesia.