Sumber foto: Google

Pakar Kritik Komunikasi Istana dalam Respons Teror Kepala Babi

Tanggal: 27 Mar 2025 12:43 wib.
Tampang.com | Pakar Komunikasi Politik Gun Gun Heryanto menilai bahwa Istana Kepresidenan kurang cakap dalam mengelola komunikasi publik setelah pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, terkait insiden teror kepala babi yang dikirimkan kepada seorang jurnalis Tempo.

Hasan sempat berkelakar dengan menyarankan agar kepala babi tersebut “dimasak saja”, sebuah pernyataan yang justru memicu kritik tajam karena dinilai tidak menunjukkan empati terhadap korban.

Kurangnya Sensitivitas dalam Komunikasi Publik

Gun Gun menegaskan bahwa komunikasi publik yang dilakukan pihak istana seharusnya memiliki empat prinsip utama:



Menciptakan pemahaman bersama (mutual understanding) atas suatu masalah.


Menunjukkan niat baik (goodwill) untuk menyelesaikan persoalan.


Mengendalikan dampak negatif (damage control) agar masalah tidak semakin membesar.


Menjelaskan kebijakan dengan substansi yang jelas, agar masyarakat tidak salah persepsi.



Menurutnya, jika prinsip-prinsip ini tidak diterapkan, alih-alih menyelesaikan masalah, komunikasi justru akan memperburuk situasi.

Respons Hasan Nasbi Dinilai Tidak Tepat

Gun Gun menyoroti bahwa diksi dan gestur Hasan Nasbi dalam menyampaikan pernyataan “dimasak saja” justru menambah kesan arogan, kurang empati, dan tidak menunjukkan sikap solutif.

Ia juga mengingatkan bahwa komunikasi di tingkat istana harus bersifat direktif, otoritatif, dan resmi. Seharusnya, pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat sekelas PCO dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, bukan justru memperkeruh suasana.

Insiden Teror Kepala Babi di Kantor Tempo

Teror kepala babi yang diterima jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica, terjadi pada 19 Maret 2025. Paket tersebut dikirim oleh orang tak dikenal dan berisi kepala babi dengan kedua telinga terpotong, dibungkus dalam kardus, styrofoam, serta plastik.

Saat paket dibuka di kantor Tempo, bau busuk langsung menyeruak. Hal ini membuat redaksi membawanya ke luar ruangan karena khawatir akan ada risiko berbahaya.

Pihak Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya kini sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku.

Hasan Nasbi Klarifikasi Pernyataannya

Setelah pernyataannya menuai kritik, Hasan memberikan klarifikasi keesokan harinya. Ia berdalih bahwa dirinya hanya mengikuti nada candaan dari Cica yang menyebutkan bahwa jika ada teror serupa lagi, kepala babi itu akan dimasak dengan lebih enak.

Namun, banyak pihak tetap menilai bahwa respons awal Hasan menunjukkan ketidakpekaan terhadap situasi dan mencerminkan kurangnya pengelolaan komunikasi krisis di level pemerintahan.

Kesimpulan

Kasus ini menunjukkan bahwa komunikasi publik, terutama di level istana, harus dikelola dengan baik agar tidak memperburuk situasi. Sebuah pernyataan yang terkesan ringan dan bercanda bisa berdampak besar terhadap citra pemerintah, terutama dalam isu-isu yang sensitif seperti kebebasan pers dan keamanan jurnalis.

Apakah insiden ini akan memicu perubahan dalam strategi komunikasi pemerintah? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved