Paiman Raharjo, Sosok Kontroversial di Balik Ijazah Jokowi: Fakta dan Dugaan
Tanggal: 30 Jun 2025 10:51 wib.
Polemik mengenai ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat ke permukaan, dengan mengemukanya dugaan keterlibatan Paiman Raharjo sebagai otak di balik keberadaan dokumen pendidikan yang menjadi sorotan. Mantan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDPP) ini mendadak viral di media sosial setelah namanya dikaitkan dengan skandal ijazah yang melibatkan mantan Presiden Indonesia tersebut.
Seperti yang dilaporkan oleh Banjarnegaraku.com dan Seputar Cibubur, dugaan ini pertama kali disampaikan oleh Kolonel (Purn) TNI AD Sri Rahardja Chandra (SRC), yang mengirimkan dokumen berisi informasi penting kepada pakar telematika Roy Suryo pada tanggal 21 Juni 2025. Dalam dokumen tersebut, disebutkan seorang tokoh berinisial “P” yang diduga memiliki peran dalam pencetakan ijazah palsu di institusi yang kini dikenal sebagai Universitas Pasar Pramuka (UPP).
Roy Suryo, setelah menganalisis dokumen dan rekam jejak sang tokoh, mengindikasikan bahwa sosok “P” bisa jadi adalah Prof. Paiman Raharjo. Di samping sebagai seorang akademisi, Paiman juga dikenal sebagai pengusaha percetakan dan ketua umum relawan "Sedulur JkW", yang juga dikenal sebagai Cenderamata dari Cibubur.
Menarik untuk dicatat bahwa Paiman bukanlah sosok sembarangan. Lahir di Klaten pada 17 Juni 1967, Paiman memulai kariernya dari bawah sebagai tukang sapu di Yayasan Gembala Baik di Jakarta. Sejak itu, ia berupaya keras dalam pendidikan dengan meraih gelar di STM Budhaya Matraman dan melanjutkan ke pendidikan tinggi di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) hingga akhirnya meraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Perjalanan kariernya terbilang mengesankan, beranjak dari pegawai kampus hingga menjadi Rektor di Universitas Moestopo.
Namun, Paiman tidak hanya terkenal di dunia akademik, tetapi juga memiliki jejak di dunia usaha yang cukup luas. Ia memiliki berbagai bisnis, seperti percetakan, restoran, biro perjalanan, dan properti, termasuk kost-kosan. Usaha percetakan yang dimilikinya diduga menjadi titik sentral dalam polemik tersebut. Universitas Pasar Pramuka, yang diyakini menjadi tempat pencetakan ijazah palsu Jokowi, berhubungan langsung dengan bisnis dan jaringan akademik Paiman.
Laporan intelijen menyebutkan adanya keterkaitan antara usaha percetakan milik Paiman dan aktivitas ilegal yang dilakukan di institusi tersebut. Dengan semakin besarnya perhatian terhadap polemik ini, Roy Suryo mendesak Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini dan menuntut agar keterlibatan tokoh-tokoh berpengaruh diungkap secara transparan demi menjaga kredibilitas hukum dan kepercayaan masyarakat.
Kerja politik Paiman pun makin terlihat jelas saat ia menjabat sebagai Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi pada Pilpres 2019. Namun, karier politiknya tidak selalu mulus. Pada akhir tahun 2023, dia dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena muncul dalam video rapat tertutup yang dianggap sebagai upaya untuk menggalang dukungan bagi Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden saat itu.
Di samping itu, Paiman juga menjabat sebagai Komisaris di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PT Food Station Tjipinang dan PT Perusahaan Gas Negara. Posisi yang strategis ini beriringan dengan pertumbuhan kekayaannya yang signifikan, dengan laporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2024 mencatat kekayaannya mencapai Rp63,74 miliar. Rincian tersebut mencakup kepemilikan properti mewah di beberapa lokasi, termasuk Jakarta Timur, Klaten, Gunung Kidul, dan Bali, dua unit mobil mewah, serta kas tunai lebih dari Rp7 miliar.