Sumber foto: Muh Anansefi/ Mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah Surabaya

Optimalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat Peradaban: Pembelajaran dari Seminar Nasional Kemasjidan

Tanggal: 8 Jul 2024 14:34 wib.
Ilham Noer- Pada tanggal 8 Juli 2024, Seminar Nasional Kemasjidan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar-Rahmah Surabaya menghadirkan Ustadz Kusnadi Ikhwani, MM sebagai narasumber utama. Seminar yang bertema "Strategi Memakmurkan Masjid" ini dihadiri oleh puluhan Mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap pengembangan fungsi masjid sebagai pusat peradaban. Mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah Surabaya yang dididik dan dibina untuk menjadi imam dan manajer masjid yang profesional dan dirindukan oleh umat untuk kemudian harinya.

Dalam sambutan pembukanya, Ustadz Ahmad Habibul Muiz, Lc., M.Sos., menekankan pentingnya optimalisasi fungsi masjid sesuai dengan contoh yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau menyatakan bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

Masjid memiliki peran penting dalam dakwah Islam. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Muslim. Oleh karena itu, memakmurkan masjid tidak sekadar mengenai peningkatan fisik bangunan, melainkan juga bagaimana masjid dapat menjadi pusat komunitas yang aktif, terlibat dalam kegiatan dakwah, dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Ustadz Kusnadi Ikhwani mengupas berbagai strategi memakmurkan masjid dalam era modern ini. Salah satu poin penting yang beliau sampaikan adalah peran sentral masjid dalam dakwah dan pendidikan. 

Salah satu isu yang diangkat dalam seminar ini adalah fenomena takmir (pengurus masjid) yang menakut-nakuti jamaah dengan berbagai aturan yang terlalu ketat dan kuno seperti halnya larangan tidur di masjid, larangan membawa anak-anak ke masjid dan masjid yang tidak buka selama 24 jam. Ustadz Kusnadi menekankan pentingnya pendekatan yang lebih ramah dan inklusif agar masjid menjadi tempat yang nyaman bagi semua orang. Beliau mengutip pernyataan Muhammad Al Fatih, "Bila masjid tidak ada tangis anak kecil maka umat sedang mengalami kemunduran umat," sebagai pengingat akan pentingnya aktivitas yang melibatkan semua lapisan usia di masjid.

Selain itu, Ustadz Kusnadi juga menyoroti pentingnya kepemimpinan dan keyakinan dalam memakmurkan masjid. Kepemimpinan yang baik akan mampu mengarahkan dan mengorganisir kegiatan masjid secara efektif. Keyakinan yang kuat akan mendorong jamaah untuk berkontribusi aktif dalam berbagai program masjid.

Tidak kalah penting, seminar ini juga membahas peran teknologi digital dalam memakmurkan masjid. Penggunaan media sosial dan platform digital lainnya dapat membantu dalam menyebarkan informasi dan program-program masjid kepada jamaah yang lebih luas. Teknologi juga bisa digunakan untuk meningkatkan transparansi pengelolaan masjid, sehingga meningkatkan kepercayaan jamaah.

Seminar Nasional Kemasjidan ini memberikan banyak wawasan dan strategi praktis dalam memakmurkan masjid. Dari kepemimpinan yang efektif, pendekatan yang ramah, hingga pemanfaatan teknologi digital, semua elemen ini penting untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban. Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Kusnadi, perjalanan ke masjid adalah perjalanan hati yang harus dimulai sejak dini dan dilanjutkan hingga akhir hayat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved