NTB Tinggi Risiko Bencana, BNPB Bangun Pusat Pengendalian Operasi di Empat Titik
Tanggal: 8 Des 2024 12:58 wib.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai pembangunan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di empat titik di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain di BPBD Provinsi NTB, pusat pengendalian operasi ini akan dibangun juga di BPBD Kota Mataram, BPBD Kabupaten Lombok Tengah, dan BPBD Kabupaten Lombok Utara.
Pusat Pengendalian Operasi ciptaan BNPB terintegrasi dengan teknologi, data, dan informasi sebagai langkah proaktif penanggulangan bencana sesuai pernyataan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto. Kepala BNPB juga menekankan bahwa upaya penanggulangan bencana harus diprioritaskan sejak fase pencegahan untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana.
Dalam membangun Pusat Pengendalian Operasi di NTB, BNPB berkolaborasi dengan World Bank dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam mewujudkan Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (IDRIP). World Bank bersama dengan BNPB dan BMKG, fokus pada upaya peningkatan ketangguhan Indonesia dalam menghadapi potensi risiko bencana tsunami.
Konsep proyek ini terfokus pada pemasangan alat peringatan dini bencana, khususnya tsunami, setelah terjadi gempa bumi. BNPB bertanggung jawab dalam menyampaikan peringatan dini ini kepada masyarakat melalui berbagai media seperti sirine, rambu evakuasi, tempat evakuasi, dan pembentukan Desa Tangguh Bencana.
Selain itu, Pusat Pengendalian Operasi yang akan dibangun juga dilengkapi dengan fasilitas pengetahuan, fasilitas untuk menerima informasi ancaman bencana dari BMKG, serta sarana dan prasarana koordinasi keposkoan. Pembangunan ini didanai melalui dana pinjaman dari Bank Dunia dengan jadwal pengerjaan selama 150 hari.
BNPB menekankan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen untuk meningkatkan ketangguhan daerah terhadap risiko bencana, sehingga implementasinya harus berjalan sesuai target waktu dan kualitas yang diharapkan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat terpilih sebagai lokasi proyek IDRIP karena wilayahnya yang terdiri dari 280 pulau kaya akan potensi penghidupan dan destinasi wisata. Namun demikian, NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi risiko bencana alam cukup tinggi.
Menurut dokumen Indeks Kajian Risiko Indonesia edisi Januari 2023, wilayah Provinsi NTB dilewati oleh beberapa patahan sesar yang dapat mengakibatkan bencana, seperti Flores Back Arc Thrust, Lombok Strait Strike-slip Fault, Teluk Panas Fault, dan Sape Strike-slip Fault. Data sejarah mencatat bahwa dalam 10 tahun terakhir, NTB telah mengalami 562 kejadian bencana dengan banjir dan gempa bumi sebagai kejadian paling sering terjadi.
Pemerintah Republik Indonesia melalui BNPB menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pemanfaatan teknologi dalam upaya mitigasi bencana. Dengan dibangunnya Pusat Pengendalian Operasi di empat titik di NTB, diharapkan penanggulangan bencana dapat dijalankan lebih efektif dan efisien serta mampu mengurangi dampak bencana yang terjadi di masa mendatang.