Sumber foto: website

Nestapa Pencuri Biji Kakao di Sulbar yang Tewas Mengenaskan dalam Penjara

Tanggal: 17 Sep 2024 19:41 wib.
Seorang tahanan Polres Polewali Mandar ditemukan meninggal dunia di dalam ruang sel tahanan. Randi, korban dalam kasus yang diduga pencurian biji buah kakao, diketahui meninggal akibat dianiaya dengan luka lebam yang tersebar di bagian kaki, tangan, dan punggungnya. Meskipun sempat dibawa ke ruang sakit umum terdekat, upaya penyelamatan nyawa Randi tidak membuahkan hasil.

Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti insiden ini dan menilai bahwa profesionalisme aparat kepolisian di daerah tersebut masih rendah. Sugeng dari IPW mengungkapkan kekhawatiran atas tindakan kekerasan yang dilakukan petugas saat memeriksa tersangka yang tidak mengakui perbuatannya. Menurutnya, hal ini mencerminkan rendahnya profesionalisme dalam penanganan kasus di tingkat Polsek maupun Polres, terutama di daerah pedalaman yang sulit diawasi.

Terduga penganiayaan terhadap Randi juga menjadi fokus perhatian, karena dugaan luka lebam di seluruh tubuh mengindikasikan bahwa tindakan kekerasan terjadi di dalam ruang sel. Sugeng menegaskan bahwa tindakan ini menunjukkan tingkat rendahnya profesionalisme aparat kepolisian dan menyoroti keberadaan arogansi dalam penegakan hukum. Bahkan, arogansi tidak hanya terlihat pada level Polsek atau Polres, tetapi juga pada tingkat pimpinan seperti Kapolda Sulsel yang terduga melakukan intimidasi terhadap wartawan.

Sugeng juga mengajukan saran agar Polri meningkatkan transformasi kultural dalam tubuh kepolisian. Menurutnya, hal ini penting untuk memastikan pendekatan yang humanis serta menghormati hak asasi manusia dalam penegakan hukum. Dia juga menekankan pentingnya penggunaan ilmu penyidikan serta teknik investigasi kriminal secara ilmiah agar aparat kepolisian dapat lebih profesional dalam menangani kasus-kasus kriminal.

Data IPW menunjukkan bahwa kasus kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia. Selama periode tertentu, IPW mencatat sejumlah insiden kekerasan dan kasus kriminalitas yang melibatkan aparat kepolisian. Hal ini menunjukkan bahwa masalah profesionalisme dan tindakan kekerasan terkait penegakan hukum masih menjadi tantangan serius yang perlu segera diselesaikan.

Meningkatnya kasus kekerasan dan ketidakprofesionalan dalam penegakan hukum menunjukkan perlunya perbaikan dalam sistem pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada aparat kepolisian. Selain itu, penting juga untuk memperkuat mekanisme pengawasan internal dan eksternal guna mencegah tindakan kekerasan serta meningkatkan akuntabilitas dalam penegakan hukum. Dukungan dari semua pihak, termasuk lembaga penegak hukum, masyarakat, dan pemerintah, juga menjadi kunci dalam melakukan reformasi dan perbaikan dalam tubuh kepolisian.

Polri perlu melakukan langkah nyata untuk memastikan bahwa transformasi kultural dan peningkatan profesionalisme aparat kepolisian adalah hal yang diutamakan. Menguatkan mekanisme pengawasan dan akuntabilitas, serta mendukung pendekatan humanis dalam penegakan hukum, akan menjadi langkah-langkah penting untuk memperbaiki citra dan kinerja kepolisian di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved