Sumber foto: Canva

Nasib Transportasi Sungai di Indonesia

Tanggal: 22 Jul 2025 09:16 wib.
Indonesia, dengan ribuan pulau dan bentangan alam yang dialiri banyak sungai besar, punya sejarah panjang dengan transportasi air. Dulu, sungai adalah urat nadi kehidupan, jalur utama perdagangan, dan penghubung antar wilayah, terutama di Kalimantan dan Sumatra. Perahu dan kapal hilir mudik membawa barang dan penumpang, jadi tulang punggung ekonomi dan sosial masyarakat di tepiannya. Namun, seiring waktu dan perkembangan infrastruktur darat, nasib transportasi sungai kini di persimpangan jalan, menghadapi tantangan berat sekaligus menyimpan potensi besar yang belum tergali.

Sejarah Kejayaan dan Kemunduran

Di masa lalu, sungai-sungai besar seperti Kapuas, Mahakam, Musi, atau Batanghari adalah jalur vital yang tak tergantikan. Jauh sebelum jalan raya dan jembatan beton menjamur, segala aktivitas bergantung pada perahu. Komoditas pertanian, hasil hutan, hingga pertukaran budaya bergerak lewat jalur air ini. Masyarakat pun membangun pemukiman di tepi sungai, menciptakan peradaban sungai yang unik dan kaya.

Namun, kejayaan itu mulai memudar seiring pembangunan infrastruktur darat yang masif. Jalan tol, jembatan megah, dan jaringan rel kereta api perlahan menggeser peran sungai. Transportasi darat menawarkan kecepatan dan fleksibilitas yang seringkali tidak bisa ditandingi oleh jalur sungai, terutama di wilayah yang topografinya memungkinkan. Akibatnya, banyak sungai yang tadinya ramai kini sepi, menyisakan dermaga-dermaga usang dan kapal-kapal yang menua.

Tantangan yang Membelenggu Transportasi Sungai

Nasib transportasi sungai hari ini dibayangi berbagai kendala yang tidak mudah. Salah satu masalah utamanya adalah pendangkalan sungai. Sedimentasi akibat erosi di hulu atau perubahan tata guna lahan membuat banyak alur sungai jadi dangkal, menyulitkan kapal besar untuk melintas. Ini menghambat volume angkutan dan membatasi jenis kapal yang bisa beroperasi.

Selain itu, minimnya infrastruktur pendukung juga jadi ganjalan. Pelabuhan sungai yang tidak memadai, kurangnya fasilitas bongkar muat yang modern, dan terbatasnya aksesibilitas menuju dan dari pelabuhan sungai membuat efisiensi transportasi air jadi rendah. Bandingkan dengan pelabuhan laut atau terminal bus yang kini jauh lebih modern.

Persaingan dengan moda transportasi lain juga sangat ketat. Transportasi darat, meski sering macet dan biaya perawatannya tinggi, tetap jadi pilihan utama karena kecepatan dan jangkauannya. Apalagi, perkembangan penerbangan domestik juga menawarkan alternatif yang lebih cepat untuk jarak jauh. Peraturan dan regulasi yang kadang kurang mendukung pengembangan transportasi sungai juga turut memperumit keadaan.

Potensi yang Belum Tergali Penuh

Meski banyak tantangan, transportasi sungai punya potensi besar yang belum tergali penuh. Pertama, dari segi biaya angkut logistik, transportasi sungai seringkali jauh lebih murah dan efisien untuk mengangkut barang dalam volume besar, terutama komoditas curah seperti batu bara, sawit, atau bahan bangunan. Ini bisa jadi solusi untuk mengurangi beban jalan raya yang sering rusak akibat truk overload.

Kedua, sungai-sungai kita punya potensi wisata yang luar biasa. Wisata susur sungai, rumah apung, atau festival budaya sungai bisa jadi daya tarik unik yang tidak ditemukan di tempat lain. Ini bisa menggerakkan ekonomi lokal dan melestarikan budaya sungai.

Ketiga, transportasi sungai bisa jadi solusi konektivitas di wilayah pedalaman atau terpencil yang infrastruktur daratnya masih terbatas. Bagi masyarakat di sana, sungai tetap jadi satu-satunya akses utama menuju kota atau pusat ekonomi. Mengembangkan kembali jalur-jalur ini berarti membuka isolasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Prospek Masa Depan dan Harapan Revitalisasi

Beberapa tahun belakangan, pemerintah sudah mulai melirik kembali potensi transportasi sungai. Ada wacana dan proyek revitalisasi alur sungai, pengerukan, dan pembangunan pelabuhan sungai modern. Harapannya, transportasi sungai bisa kembali berjaya, setidaknya sebagai pendukung logistik yang efisien dan moda transportasi alternatif yang ramah lingkungan.

Diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan revitalisasi ini. Investasi pada infrastruktur, regulasi yang mendukung, serta inovasi dalam pengelolaan sungai sangat dibutuhkan. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved