MRT Jakarta Teken Kontrak Senilai Rp4,2 T dengan Perusahaan Jepang
Tanggal: 19 Apr 2024 10:15 wib.
PT MRT Jakarta (Perseroda) baru-baru ini menandatangani kontrak kerja senilai Rp4,2 triliun dengan perusahaan Jepang, Sojitz Corporation, untuk pembangunan fase 2A MRT. Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, menyatakan bahwa paket kontrak CP205 ini mencakup pengadaan sistem persinyalan hingga rel, yang meliputi rute dari stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Jakarta Kota. Kontrak ini dijadwalkan berlangsung selama 75 bulan hingga akhir tahun 2029.
Paket kontrak CP205 akan melibatkan gardu induk, sistem distribusi daya, listrik aliran atas, persinyalan, telekomunikasi, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), rel, serta pintu tepi peron. Dengan progres pembangunan fase 2A MRT Jakarta yang sudah mencapai 33,36 persen hingga bulan Maret, Tuhiyat yakin bahwa target operasional MRT Jakarta bisa dilakukan mulai dari Bundaran HI sampai Monumen Nasional pada 2027, sementara jalur Harmoni sampai Kota direncanakan selesai pada 2029.
Pada tahap awal, kontrak CP205 ini mengalami sejumlah tantangan yang cukup signifikan. Proses pengadaan rel atau track works sempat mengalami kegagalan dalam tender, bahkan gagal tender hingga tiga kali. Kendala ini sebagian disebabkan oleh faktor eksternal seperti pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik yang tidak menentu, yang juga menghambat proses pengadaan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembangunan jalur rel MRT Jakarta Fase 2A.
Namun, setelah proses tender dimulai kembali pada tahun 2023 dengan menggunakan sistem International Competitive Bidding (ICB), pada tanggal 20 Februari, Sojitz Corporation pun berhasil memenangkan tender ini. Hal ini menunjukkan bahwa kesepakatan CP205 merupakan hasil dari perjuangan yang panjang serta kerja keras dari berbagai pihak yang terlibat.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga menyatakan bahwa kesepakatan ini menggambarkan hubungan yang sangat baik antara Indonesia dan Jepang dalam kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi massal. Kontribusi dari CP205 diharapkan bisa memperluas jangkauan MRT Jakarta yang pada gilirannya akan meningkatkan konektivitas serta mengurangi kemacetan di Jakarta. Selain itu, dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan MRT sebagai moda transportasi dalam kota yang aman dan efisien, hal ini diharapkan akan memperbaiki kualitas udara serta mengurangi emisi kendaraan bermotor.
Jepang sudah lama terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama dalam sektor transportasi. Kerja sama ini juga dilandasi oleh sejarah panjang hubungan yang erat antara kedua negara. Sebagai salah satu negara dengan sistem transportasi massal terbaik di dunia, Jepang telah membantu memperbaiki infrastruktur transportasi massal di Indonesia melalui berbagai proyek, termasuk MRT Jakarta fase 2A. Dengan keahlian dan pengalaman mereka, kontribusi Jepang dalam proyek ini diharapkan akan membawa hasil yang positif bagi perkembangan transportasi massal di Indonesia.
Kesepakatan kontrak ini juga merupakan bagian dari upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, yang merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan. Peningkatan penggunaan transportasi massal akan berkontribusi signifikan dalam mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, sehingga dapat mengurangi kemacetan, polusi udara, serta emisi gas rumah kaca. Hal ini juga sejalan dengan tekad Indonesia untuk bertransisi menjadi negara yang lebih berkelanjutan, dengan memprioritaskan penggunaan transportasi massal yang ramah lingkungan dan efisien.
Dengan potensi manfaat yang ditawarkan, kesepakatan kontrak senilai Rp4,2 triliun ini diharapkan akan menjadi investasi yang berharga bagi masa depan transportasi massal di Jakarta. Pembangunan infrastruktur transportasi massal yang kuat dan efisien akan mengubah pola perjalanan masyarakat serta membawa perubahan positif dalam hal mobilitas dan pengembangan kota. Dengan demikian, pemerintah dapat terus mendorong proyek-proyek serupa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kota yang lebih berkelanjutan di masa mendatang.