Momen Bersejarah: Jemaat Katedral Jakarta Nikmati Terowongan Silaturahim Menuju Masjid Istiqlal
Tanggal: 18 Apr 2025 18:24 wib.
Tampang.com | Pembukaan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan langsung Gereja Katedral Jakarta dengan Masjid Istiqlal menciptakan suasana haru dan antusiasme tinggi dari para jemaat. Momen ini terjadi bertepatan dengan perayaan Misa Krisma pada Kamis (17/4/2025), menjadi simbol nyata harmoni antarumat beragama di Indonesia.
Jemaat Antusias Rasakan Pengalaman Unik
Dalam penutupan Misa Krisma, Romo Thomas Ulun menyampaikan kabar gembira bahwa jemaat kini dapat menggunakan terowongan tersebut. “Bapak dan Ibu yang parkir di Istiqlal bisa langsung menyeberang lewat terowongan,” ucapnya, disambut dengan tepuk tangan jemaat yang hadir.
Salah satunya adalah Selwas (38), diplomat dari Kementerian Luar Negeri, yang datang bersama keluarga. “Saya belum pernah masuk, penasaran juga. Ini langkah luar biasa,” ungkapnya dengan senyum.
Menghubungkan Dua Rumah Ibadah, Menyatukan Hati Umat
Floren (52), seorang guru SD, menilai kehadiran terowongan ini lebih dari sekadar infrastruktur. “Ini bukti bahwa dua tempat ibadah besar bisa berjalan berdampingan dalam semangat damai dan kebersamaan,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan Suster Donata (45) yang bahagia bisa melewati terowongan untuk pertama kalinya. “Sambil foto-foto, rasanya luar biasa. Terowongan ini bukan hanya jalan fisik, tapi jembatan batin antarumat,” tuturnya.
Akses Terbatas, Tapi Maknanya Tak Terbatas
Kepala Humas Masjid Istiqlal, Safarwadi Nurudin, menyampaikan bahwa terowongan ini memang belum dibuka untuk umum secara permanen, namun dibuka khusus untuk keperluan ibadah selama perayaan Paskah. “Akses dibuka mulai pukul 07.00 pagi untuk umat yang akan ke Katedral. Tapi belum untuk kunjungan wisata,” jelasnya.
Harapan untuk Masa Depan: Dialog dan Kedekatan dalam Keberagaman
Walau hanya dibuka pada momen tertentu, Terowongan Silaturahim memberi pesan kuat bahwa keberagaman bisa dirayakan melalui tindakan nyata. Seperti harapan Donata, “Tak perlu dibuka setiap hari, tapi di hari-hari besar, bukalah—supaya kita bisa terus belajar berjalan bersama.”