Sumber foto: google

Mitra MBG Diharuskan Unggah Proses Memasak di Media Sosial untuk Cegah Keracunan

Tanggal: 27 Feb 2025 18:53 wib.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengeluarkan pernyataan penting bagi seluruh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) serta mitra BGN. Dia mengimbau agar mereka tidak hanya berfokus pada penyajian makanan bergizi gratis (MBG) tetapi juga aktif mengunggah foto dan video proses memasak mereka di platform media sosial seperti Instagram dan Facebook. Tindakan ini dimaksudkan sebagai bentuk transparansi serta kontrol kolektif untuk mencegah potensi keracunan yang bisa terjadi akibat kontaminasi makanan.

Menurut Dadan, langkah ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah strategi untuk memastikan semua pihak terlibat dapat mengawasi proses pembuatan makanan. “Kami mengharapkan agar setiap mitra wajib mengupload proses memasak makanan yang disajikan pada hari itu. Dengan cara ini, semua orang dapat memantau dan membandingkan kualitas makanan,” ujarnya saat memberikan keterangan di Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (27/2/2025).

Belum lama ini, peristiwa keracunan massal di kalangan siswa dan ditemukannya kontaminan seperti rambut dalam kemasan MBG menciptakan keprihatinan yang mendalam. Dadan mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena sejumlah mitra SPPG dan MBG belum mempersiapkan diri secara memadai untuk memasak dalam porsi besar. Dia menjelaskan, banyak mitra yang selama ini terbiasa mengolah puluhan porsi, kini dituntut untuk menghasilkan ribuan porsi. 

“Situasi yang terjadi di lapangan tentu bisa memicu masalah seperti yang baru-baru ini dilaporkan. Ini bukan hanya soal malu, tetapi lebih kepada kewaspadaan dan kesiapan dalam memasak,” ungkapnya. Beliau menekankan pentingnya evaluasi harian dan menyarankan para mitra, terutama yang baru bergabung, untuk tidak langsung melompat ke jumlah porsi yang besar tanpa persiapan yang memadai. 

Dadan menggagas agar setiap mitra BGN melakukan persiapan secara bertahap dalam penyajian makanan. Sebagai contoh, mereka sebaiknya memulai dari 100 sampai 190 porsi terlebih dahulu. Setelah merasa yakin dan mampu, mereka dapat meningkatkannya sedikit demi sedikit hingga mencapai 3.000 porsi jika kondisi memungkinkan. 

“Proses ini sangat krusial untuk memastikan bahwa kualitas makanan tetap terjaga dan tidak terjadi lagi insiden yang merugikan. Dengan cara ini, kami bisa membangun fondasi yang kuat bagi penyajian makanan bergizi,” jelas Dadan. 

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dadan, masalah dalam penyajian makanan sering kali muncul pada mitra BGN yang baru bergabung. Permasalahan ini, lanjutnya, sering kali terjadi akibat kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam memasak serta menyajikan ribuan porsi makanan. 

“Dari pengamatan kami, banyak insiden yang terjadi belakangan ini berasal dari unit-unit baru. Unit yang sudah berpengalaman tidak mengalami kesulitan yang serupa,” pungkasnya.

Dari pernyataan ini, terlihat jelas bahwa Badan Gizi Nasional tidak hanya berkomitmen pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga berusaha membangun sistem yang transparan dan akuntabel untuk menjamin keselamatan dan kesehatan semua penerima manfaat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved