Minyak Anjlok Setelah Tuduhan Serangan Dataran Tinggi Golan
Tanggal: 31 Jul 2024 11:50 wib.
Harga minyak mentah mengalami penurunan pada Senin (29/7), menyusul ketegangan antara Israel dan Lebanon yang semakin memanas setelah insiden serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh Israel. Lebanon menolak disalahkan atas serangan tersebut, yang berdampak pada kekhawatiran pasokan minyak.
Berita yang dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada angka USD 79,78 per barel, mengalami penurunan sebesar 1,7 persen. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,8 persen menjadi USD 75,81 per barel.
Namun demikian, harga batu bara justru mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan data dari situs tradingeconomics, harga batu bara naik sebanyak 0,61 persen dan stabil di angka USD 140,10 per ton. Terdapat proyeksi yang menunjukkan adanya peningkatan permintaan listrik di negara-negara ekonomi utama, yang berpotensi menjaga stabilitas konsumsi batu bara Global.
Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) cenderung melemah pada penutupan perdagangan yang sama. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 0,81 persen menjadi MYR 3.909 per ton. Malaysia, sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, mencatat peningkatan signifikan dalam produksi selama 20 hari pertama bulan Juli, yang dipicu oleh kondisi musim dan curah hujan yang lebih tinggi di Asia Tenggara.
Adapun harga nikel terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin, naik sebanyak 0,88 persen menjadi USD 15.934 per ton. Namun, harga nikel sempat mengalami penurunan hingga menembus angka USD 15.000 per ton, mencatat level terendah dalam 5 bulan. Para analis memprediksi adanya tantangan berkelanjutan di pasar nikel, terutama terkait dengan kelebihan pasokan yang dapat membatasi pemulihan harga untuk sisa tahun ini.
Sedangkan harga timah terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Menurut data dari situs London Metal Exchange (LME), harga timah merosot sebanyak 0,92 persen menjadi USD 29.296 per ton. Eksportir utama Indonesia tetap khawatir terkait keterlambatan perizinan yang berdampak pada pengiriman, yang berpotensi memperparah kondisi produksi yang sebelumnya sudah terganggu oleh masalah di Negara Bagian Wa, Myanmar.
Indonesia, yang juga merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tengah merencanakan ulang aturan kewajiban pasar domestik (DMO) untuk komoditas tersebut. Langkah ini berpotensi mengubah dinamika harga untuk sejumlah jenis produk yang dijual secara lokal.