Sumber foto: Google

Microsoft Menjelaskan Gangguan pada 8,5 Juta Alat Berbasis Windows

Tanggal: 22 Jul 2024 10:28 wib.
Microsoft merincikan bahwa ada gangguan teknologi global yang mempengaruhi hampir 8,5 juta perangkat yang berbasis Windows. Gangguan ini berdampak pada berhentinya penerbangan, layanan perbankan, penyiaran, hingga kesehatan.

Menurut Microsoft, gangguan tersebut disebabkan oleh pembaruan atau update layanan keamanan siber CrowdStrike. Dalam blog-nya, Microsoft menyatakan, “Saat ini kami memperkirakan update CrowdStrike mempengaruhi 8,5 juta perangkat Windows, atau kurang dari 1% dari semua mesin Windows,” Minggu (21/7/24).
Pembaruan perangkat lunak oleh firma keamanan siber global, CrowdStrike, yang merupakan salah satu operator terbesar dalam industri tersebut, telah memicu masalah sistem yang menyebabkan penerbangan terhenti, memaksa penyiar berhenti mengudara, dan membuat pelanggan tidak dapat mengakses layanan seperti layanan kesehatan atau perbankan.
Walau persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting, demikian kata Microsoft dalam posting blognya.

Microsoft juga menjelaskan bahwa CrowdStrike, yang telah membantu mengembangkan solusi yang akan membantu infrastruktur Azure Microsoft, tengah bekerja keras untuk memperbaiki situasi ini. Selain itu, Microsoft juga bekerja sama dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform, berbagi informasi tentang dampak yang terjadi di seluruh industri.

Dalam unggahannya di X, Microsoft menyatakan bahwa berbagai layanan mereka, seperti PowerBI, Microsoft Fabric, Microsoft Teams, dan pusat admin Microsoft 365, terdampak oleh gangguan teknologi informasi. Namun, Microsoft terus melakukan perbaikan layanannya dan mengambil tindakan mitigasi.
CrowdStrike, sebagai perusahaan teknologi Amerika Serikat di bidang keamanan siber, membenarkan laporan bahwa gangguan global yang terjadi disebabkan oleh pembaruan aplikasi keamanan siber Falcon Sensor.

“CrowdStrike mengetahui laporan kerusakan pada Windows terkait dengan Sensor Falcon,” demikian pernyataan CrowdStrike melalui situs resminya. Mereka menegaskan bahwa gangguan ini tidak disebabkan oleh serangan siber. CrowdStrike juga sedang berupaya keras untuk memperbaiki situasi ini dan memastikan keamanan sistem.

Selain itu, Microsoft dan CrowdStrike bersama-sama telah memberikan komitmen untuk lebih memperbaiki sistem keamanan siber demi melindungi pengguna dan infrastruktur mereka dari gangguan serupa di masa depan.
Dampak dari gangguan ini menunjukkan bahwa tantangan keamanan siber tidak hanya terbatas pada ancaman dari luar, tetapi juga bisa muncul dari masalah dalam pembaruan perangkat lunak keamanan, yang menandakan pentingnya pengelolaan risiko teknologi dalam ekosistem digital yang semakin kompleks. Kerjasama lintas perusahaan, seperti antara Microsoft, CrowdStrike, Amazon Web Services, dan Google Cloud Platform, menjadi kunci dalam menangani dan meminimalkan dampak dari gangguan teknologi sebesar ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved