Merayakan Malam 1 Sura: Pelestarian Tradisi Jawa yang Menarik

Tanggal: 30 Jun 2025 10:33 wib.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menekankan bahwa penyelenggaraan acara perayaan Malam 1 Sura, yang merupakan malam tahun baru dalam kalender Jawa, adalah bagian dari upaya untuk melestarikan tradisi dan budaya yang telah ada di tanah Jawa. Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya ini turut menyemarakkan kehadiran perayaan tersebut.

Acara yang dilaksanakan di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (26/6), ternyata tidak hanya memiliki makna mendalam bagi masyarakat lokal, tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya yang dapat menarik perhatian pengunjung dari dalam maupun luar negeri. "Malam 1 Sura ini adalah langkah penting untuk memperkuat dan melestarikan tradisi budaya Jawa," ungkap Menteri Pariwisata yang mengenakan busana tradisional Jawa, yaitu kebaya Kartini hitam dan jarik batik, saat menghadiri upacara tersebut.

Perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan juga mengundang minat wisatawan untuk menyaksikan langsung keunikan tradisi ini. Keterangan resmi dari kementerian melaporkan bahwa perayaan Malam 1 Sura memiliki potensi menarik perhatian banyak orang yang ingin terlibat dalam pengalaman budaya yang kaya ini.

Salah satu highlight dari acara ini adalah Kirab Pusaka yang dipimpin oleh Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro. Dalam kirab ini, sejumlah benda pusaka keraton yang memiliki nilai spiritual serta historis akan diarak dalam suasana yang magis dan temaram. Seluruh lampu penerangan di area Pamedan Pura Mangkunegaran dan sepanjang jalur kirab dimatikan, meninggalkan hanya cahaya lampu minyak yang dipegang oleh para peserta yang menerangi jalan.

Selama kirab berlangsung, para peserta melaksanakan ritual yang disebut Laku Tapa Bisu. Ritual ini yaitu berjalan tanpa alas kaki dan tanpa berbicara di sekitar kompleks Pura Mangkunegaran, yang menunjukkan pengendalian diri serta pencapaian keseimbangan batin. Setelah acara kirab selesai, pusaka-pusaka tersebut kemudian dikembalikan ke Dalem Ageng, dan masyarakat turut ambil bagian dalam tradisi rebutan air kembang yang telah digunakan untuk membersihkan pusaka.

Malam 1 Sura, yang merupakan malam sakral menjelang tahun baru dalam penanggalan Jawa, memiliki makna yang mendalam bagi banyak orang. Perayaan ini sering kali dijadikan sebagai momen untuk melakukan refleksi diri dan introspeksi sebelum memasuki tahun baru. Tradisi yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial ini tidak hanya mengikat masyarakat dalam satu kesatuan, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang harus terus dilestarikan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved