Sumber foto: google

Merauke Terendam Banjir, 2.762 Warga Kena Dampak

Tanggal: 25 Mei 2024 15:12 wib.
Kabupaten Merauke, yang terletak di Papua Selatan, mengalami banjir yang berdampak luas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa banjir terjadi akibat hujan deras dengan intensitas tinggi pada hari Selasa (7/5) lalu, tepatnya pukul 16.00 WIT.

BNPB melaporkan bahwa empat desa di Kecamatan Kurik terdampak oleh banjir tersebut. Desa-desa yang terkena dampak meliputi Desa Sumber Mulya, Desa Telaga Sari, Desa Sumber Rejeki, dan Desa Wapeko.

Dampak banjir ini juga dirasakan oleh sebanyak 851 kepala keluarga, atau setara dengan 2.762 warga. Adapun kerugian materil yang diakibatkan meliputi 836 unit rumah rusak ringan, enam unit rumah rusak sedang, dan 485 hektar lahan pertanian terdampak dengan tinggi muka air berkisar antara 20 hingga 80 sentimeter.

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa banjir tersebut kini sudah surut. Bupati Merauke telah menerbitkan status tanggap darurat di keempat desa terdampak mulai dari 13 Mei hingga 25 Mei 2024.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merauke, bersama TNI, Polri, dan semua unsur terkait, telah bekerja keras dalam melakukan penanganan, pendataan, pengamanan, dan pemberian bantuan logistik kepada warga yang terdampak.

BNPB mengimbau agar pemerintah daerah dan masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan hingga berakhirnya status tanggap darurat.

Data yang diungkapkan oleh BNPB tersebut memberikan gambaran tentang keseriusan dampak banjir yang melanda Merauke. Selain kerugian materil yang cukup besar, dampak psikologis dan sosial juga perlu diperhatikan. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian akibat bencana ini. Diperlukan upaya nyata untuk membantu pemulihan kondisi masyarakat pasca banjir.

Kondisi geografis Indonesia, dengan topografi yang beragam dan curah hujan yang tinggi, menjadikan negara ini rentan terhadap bencana alam, termasuk banjir. Oleh karena itu, kewaspadaan, persiapan, dan respons cepat dari pihak terkait sangatlah penting.

Peningkatan kualitas infrastruktur, termasuk sistem peringatan dini dan evakuasi yang efisien, dapat membantu mengurangi risiko dampak bencana. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana dan langkah-langkah adaptasi juga menjadi kunci dalam menghadapi ancaman banjir dan bencana alam lainnya.

Pemerintah daerah perlu terus menerus melakukan pemetaan risiko bencana serta memperkuat koordinasi antarinstansi terkait. Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan juga sangat penting dalam upaya mengurangi risiko bencana.

Dalam jangka panjang, upaya penguatan infrastruktur menjadi kunci dalam menghadapi dampak banjir. Hal ini mencakup perbaikan drainase, pembangunan tanggul, dan penataan wilayah yang sesuai dengan prinsip tata ruang yang baik.

Di samping itu, peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir juga tidak boleh diabaikan. Pelatihan, edukasi, dan advokasi terhadap masyarakat tentang mitigasi bencana perlu terus dilakukan guna meningkatkan ketahanan komunitas terhadap potensi bencana.

Dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan bahwa penanggulangan dan pemulihan pasca banjir di Merauke serta daerah-daerah lain di Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Kejadian banjir ini juga seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan bencana di masa mendatang.

Dalam konteks global, perubahan iklim juga menjadi faktor yang memperkuat risiko bencana alam, termasuk banjir. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga harus menjadi perhatian serius bagi setiap negara, termasuk Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved