Menyusun Sejarah Bersama: Keterlibatan Publik Dalam Penulisan Buku Sejarah Ke-3
Tanggal: 4 Agu 2025 11:35 wib.
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia baru-baru ini menggelar diskusi publik yang ketiga di Kota Padang sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam proses penulisan sejarah. Kegiatan ini merupakan tanggapan terhadap keinginan publik untuk ambil bagian dalam penguatan historiografi Indonesia, yang semakin penting di era modern ini.
Menteri Kebudayaan dalam sambutannya menyatakan, “Di tengah semangat keterbukaan dan peningkatan demokrasi yang terjadi saat ini, Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk menghadirkan tulisan sejarah yang tidak hanya relevan, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan strategis kita dalam memperbaharui narasi sejarah bangsa.” Diskusi yang berlangsung secara virtual dari Jakarta ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa penulisan sejarah mencerminkan keragaman dan kompleksitas identitas bangsa.
Sejarah, menurut Menteri, bukanlah sekadar catatan masa lalu; ia adalah alat pemersatu yang krusial bagi negara, terutama saat menghadapi berbagai tantangan. Untuk mencapai tujuan ini, detail penulisan sejarah dilakukan oleh sejarawan profesional yang diberikan kebebasan untuk melakukan studi dan riset yang mendalam sesuai dengan tema yang diangkat.
Sementara itu, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, selaku editor umum penulisan sejarah Indonesia, menekankan bahwa sejarah mencakup lebih dari sekadar urusan politik. “Di dalamnya terkandung aspek-aspek diaspora yang mengisahkan bahwa Indonesia terbentuk dari perjalanan kaum yang berpisah selama rentang waktu tertentu,” ujarnya. Ia menekankan bahwa bangsa Indonesia memiliki peradaban yang kaya, dan sejarah yang ditulis dengan baik dapat memberikan gambaran jelas tentang eksistensi kita saat ini.
Susanto juga menekankan bahwa buku yang sedang disusun ini bertujuan untuk menyajikan narasi yang menyeluruh tentang perjalanan sejarah bangsa, dengan penekanan pada keterhubungan antar jilid yang disusun. Ini bertujuan agar pembaca dapat memahami alur sejarah secara lebih komprehensif.
Rektor Universitas Negeri Padang, Dr. Ir. Krismadinata, turut memberikan dukungan kepada inisiatif ini. Ia berharap agar penulisan sejarah Indonesia tidak hanya berfokus pada Pulau Jawa, tetapi juga mengindahkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di berbagai wilayah lainnya. "Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia itu luas. Sangat penting untuk memberikan proporsi yang lebih bagi daerah-daerah seperti Aceh, Sumatra Utara, Minangkabau, dan daerah lainnya," ujarnya.
Diskusi publik ini menarik perhatian sekitar 200 peserta yang hadir luring, termasuk pemimpin dan perwakilan dari pemerintah daerah Provinsi Sumatra Barat dan Kota Padang, pimpinan serta perwakilan dari perguruan tinggi yang berasal dari Sumatra Barat, Riau, dan Jambi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III, serta perwakilan dari organisasi profesi, komunitas, media, dan mahasiswa. Kegiatan ini menunjukkan bahwa penulisan sejarah bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang tetapi merupakan usaha kolektif yang melibatkan semua elemen masyarakat. Dengan melibatkan publik dalam proses ini, diharapkan hasil karya yang dihasilkan akan mencerminkan realitas sosial yang beragam serta memberikan ruang bagi suara daerah di dalam narasi sejarah yang lebih besar.