Menurut Penelitian, Banyak Gen Z Tidak Ingin Punya Anak karena Kendala Finansial
Tanggal: 12 Jun 2024 17:07 wib.
Sebuah penelitian baru mengonfirmasi bahwa semakin sedikit generasi Milenial dan Gen Z yang mempunyai anak, dan ada alasan khusus mengapa mereka memutuskan begitu. Menurut penelitian, banyak Gen Z tidak ingin punya anak karena kendala finansial. Fenomena ini menjadi perdebatan yang berkembang di kalangan masyarakat, terutama saat ekonomi global yang terus berubah.
Lebih dari separuh orang berusia 18 hingga 34 tahun yang disurvey memilih untuk tidak memiliki anak karena tantangan keuangan, menurut data yang baru dirilis dari perusahaan riset Australia, Red Bridge. Kos Samaras, direktur Red Bridge, mengatakan bahwa penelitian ini merupakan pertanda zaman di mana generasi muda mengalami keterbatasan finansial hingga mereka mempertimbangkan untuk tidak memiliki anak.
Kendala finansial menjadi faktor utama dalam keputusan untuk memiliki anak. Ketika ditanya mengapa mereka tidak ingin punya anak, banyak generasi Z menyebutkan bahwa mereka khawatir tidak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak mereka. “Jumlah yang harus dibayar oleh kaum muda untuk menyicil rumah atau sewa, serta biaya hidup sehari-hari membuat mereka merasa terbatas, sehingga memiliki anak seringkali dianggap di luar kemampuan mereka,” katanya.
Selain itu, peran gender juga memainkan peran yang signifikan dalam perspektif generasi Z terkait dengan kehidupan keluarga. Banyak wanita generasi Z melihat pentingnya karier dan kemandirian finansial dalam kehidupan mereka. Mereka cenderung menunda keputusan untuk memiliki anak demi mengejar karier yang mereka inginkan. Lebih dari separuh generasi Z perempuan menyatakan bahwa meraih kesuksesan dalam karier adalah prioritas utama bagi mereka saat ini.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang cukup jelas mengapa banyak generasi Z tidak ingin punya anak karena kendala finansial. Pengaruh dari lingkungan dan situasi ekonomi yang sulit yang mereka hadapi telah memengaruhi cara pandang mereka terhadap kehidupan keluarga. Dengan begitu banyak hal yang harus mereka pikirkan dan hadapi dalam kehidupan sehari-hari, tidak mengherankan bahwa banyak generasi Z merasa tidak siap untuk menghadapi tanggung jawab finansial memiliki anak.
Situasi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana masyarakat dan pemerintah dapat mendukung generasi Z dalam mengatasi kendala finansial ini agar mereka dapat merasa lebih siap dan nyaman untuk memutuskan memiliki anak. Apakah ini akan mendorong kebijakan kebijakan baru yang dapat membantu mengurangi beban finansial yang mereka hadapi, atau mungkin perubahan dalam budaya kerja dan perencanaan keuangan yang dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas dan dukungan bagi generasi Z yang ingin memiliki anak.
Dalam konteks global yang terus berubah, penting untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh generasi Z terkait dengan keputusan memiliki anak. Dengan memahami kerumitan dari situasi ini, masyarakat dapat lebih memahami perspektif generasi Z dan mencari solusi bersama untuk mendukung mereka dalam menjalani kehidupan keluarga yang mereka inginkan.