Sumber foto: Google

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi Minta Cina Ikut Jaga Perdamaian dan Stabilitas di Kawasan

Tanggal: 5 Agu 2024 10:58 wib.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, telah menyuarakan pentingnya peran Cina dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dalam pertemuan ASEAN-Cina Post-Ministerial Conference (PMC) di Vientiane, Laos, pada 26 Juli 2024. Retno meminta Cina untuk melibatkan diri dalam memastikan kemitraan ASEAN-Cina yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade dapat saling memberikan manfaat.

Menurut Retno, ada tiga hal penting yang dapat memberikan kontribusi bagi kawasan. Pertama, keberadaan perdamaian dan stabilitas di kawasan menjadi hal yang krusial. Dalam konteks ini, Retno mengapresiasi langkah Beijing yang mengacu kepada semangat Bandung karena hal tersebut menjadi sangat diperlukan. Rasa curiga dan ketidakterpercayaan adalah faktor utama yang menghambat upaya untuk membangun pemahaman bersama.

"Oleh karena itu, komitmen bersama untuk menjaga dialog dalam rangka memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan memiliki peran yang sangat penting. ASEAN telah memberikan kontribusi positif dalam menjaga perdamaian, kestabilan, dan kemakmuran bersama kawasan. Oleh karena itu, saya mengajak Cina untuk terus mendukung sentralitas ASEAN serta berbagai mekanisme ASEAN," ungkap Retno.

Kontribusi kedua yang ditekankan oleh Retno berkaitan dengan Laut China Selatan yang merupakan urat nadi kawasan. Namun, isu-isu yang terkait dengan Laut China Selatan masih terus menjadi hambatan dalam hubungan ASEAN-Cina. Para Menteri Luar Negeri ASEAN menegaskan pentingnya untuk segera mengimplementasikan Declaration of Conduct (DOC) dan mempercepat penyelesaian Code of Conduct (COC).

"Indonesia tetap konsisten dengan pendekatan bahwa segala klaim harus diselesaikan secara damai melalui dialog langsung antara pihak yang bersangkutan," tegas Retno.

Sementara itu, kontribusi ketiga yang disoroti oleh Retno terkait dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Pada tahun sebelumnya, Cina telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung AOIP, termasuk melalui komitmen terhadap 25 proyek konkret senilai USD 28,75 miliar yang diumumkan pada pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). Dalam pertemuan ASEAN-Cina PMC, pernyataan bersama mengenai peningkatan kerja sama dalam aksi penghilangan ranjau kemanusiaan (Humanitarian Mine Action) telah diadopsi.

Pada tahun 2023, nilai perdagangan antara ASEAN dan Cina mencapai hampir 20% dari total perdagangan ASEAN dan sekitar sepertiga dari total investasi Cina yang masuk ke Asia Tenggara. Pada kesempatan tersebut, Retno juga mengingatkan hasil "Laporan Survei Asia Tenggara" yang dikeluarkan oleh ISEAS Yusof Ishak pada tahun 2024. Laporan tersebut menyatakan bahwa masyarakat Asia Tenggara menganggap Cina sebagai mitra ekonomi yang paling berpengaruh dan sekaligus sebagai kekuatan politik yang strategis di kawasan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved