Sumber foto: Google

Menteri Keuangan AS: Dunia Membutuhkan Investasi Sebesar US$3 Triliun Per Tahun hingga 2050 untuk Transisi ke Rendah Karbon

Tanggal: 29 Jul 2024 23:39 wib.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah mengungkapkan bahwa transisi global menuju ekonomi rendah karbon akan membutuhkan investasi sebesar US$3 triliun atau lebih dari Rp 48 kuadriliun per tahun hingga tahun 2050. Angka ini jauh di atas pembiayaan tahunan yang tersedia saat ini.

Dalam pidatonya setelah menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 di Rio de Janeiro, Janet Yellen mengatakan, “Mengabaikan penanganan perubahan iklim dan hilangnya alam serta keanekaragaman hayati bukan hanya merupakan kebijakan lingkungan yang buruk. Ini adalah kebijakan ekonomi yang buruk.” Pernyataan tersebut menunjukkan urgensi transisi menuju ekonomi yang ramah lingkungan.

Yellen juga menegaskan bahwa mencapai tujuan emisi nol bersih tetap menjadi prioritas utama pemerintahan Biden-Harris, dan untuk mencapainya akan membutuhkan kepemimpinan yang melampaui batas-batas Amerika Serikat. Di samping itu, ia menyatakan bahwa negara-negara ekonomi kaya telah menyediakan dan memobilisasi rekor US$116 miliar untuk pembiayaan iklim bagi negara-negara berkembang pada tahun 2022, 40% di antaranya berasal dari bank pembangunan multilateral (MDB).

Yellen juga menyoroti bahwa bank-bank, termasuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB), sedang menetapkan target baru. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini adalah peluang ekonomi terbesar di abad ke-21. “Pembiayaan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan lebih inklusif, terutama bagi negara-negara yang kekurangan investasi,” jelasnya.

Sementara berada di Brazil, Yellen juga bertemu dengan menteri keuangan dari negara-negara di lembah Amazon dan Presiden IDB, Ilan Goldfajn. Dalam pertemuan tersebut, ia kembali menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap platform Amazonia Forever milik bank tersebut. Program ini menyediakan pendekatan holistik terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut melalui pembiayaan, persiapan proyek, dan kolaborasi.

Lebih lanjut, Yellen meminta MDB hampir dua tahun lalu untuk memperluas misi dan kapasitas pinjaman mereka agar mencakup upaya memerangi perubahan iklim. Hal ini sekarang telah menjadi bagian dari DNA MDB, tetapi dibutuhkan juga investasi swasta yang besar. Dia menegaskan bahwa Departemen Keuangan AS, Kementerian Keuangan Brasil, dan pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk meningkatkan keterlibatan dengan sektor swasta.

Janet Yellen juga menyoroti peran bank-bank dalam mengkatalisasi model-model bisnis baru untuk memobilisasi investasi yang mendukung alam dan keanekaragaman hayati sekaligus memperkuat ekonomi dan memajukan transisi iklim.

Selain itu, pada Sabtu (27/7), Yellen meluncurkan inisiatif baru dengan negara-negara di lembah Amazon, seperti Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Suriname, untuk memerangi kejahatan alam, seperti penebangan liar dan pemanenan satwa liar dan mineral, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem Amazon. Tindakan ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved