Menteri Fadli Zon Tekankan Pentingnya Museum Sang Nila Utama sebagai Pusat Sejarah dan Edukasi Budaya Riau
Tanggal: 12 Agu 2025 11:24 wib.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru, Riau, memiliki peran vital sebagai pusat edukasi yang menyimpan beragam sejarah penting dari peradaban masyarakat Riau. Menurutnya, museum ini bukan sekadar ruang pamer, melainkan jendela untuk memahami kehidupan masa lalu masyarakat setempat, mulai dari koleksi etnografi, artefak budaya nelayan, hingga informasi berharga terkait kekayaan mineral yang dimiliki provinsi tersebut.
Dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu, Fadli menjelaskan bahwa museum ini memuat artefak yang merekam jejak kehidupan masyarakat Riau di berbagai bidang. Keberadaan koleksi yang lengkap ini, kata dia, menjadikan museum sebagai sumber pengetahuan berharga bagi siapa pun yang ingin mempelajari sejarah dan kebudayaan Melayu Riau secara mendalam. Ia juga menekankan bahwa agar keberadaannya tetap relevan, pengelola harus mampu menyajikan tata pamer yang kreatif dan menarik, sehingga generasi muda terdorong untuk berkunjung dan mengenal akar budaya mereka.
Fadli mengingatkan bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat perlu dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman berkunjung ke museum. Menurutnya, sentuhan teknologi modern dalam penyajian pameran akan membuat museum lebih interaktif dan mampu bersaing dengan berbagai bentuk hiburan masa kini. Ia berpendapat bahwa museum tidak boleh terjebak dalam cara penyajian konvensional semata, tetapi perlu bertransformasi mengikuti kemajuan zaman.
Museum Sang Nila Utama sendiri berdiri sejak 1991 dengan misi menghimpun, melestarikan, dan memamerkan artefak bersejarah, khususnya yang berkaitan dengan kebudayaan Melayu Riau. Koleksi yang dimilikinya beragam, mulai dari peralatan tradisional masyarakat, benda-benda peninggalan kerajaan Melayu, perlengkapan nelayan, hingga informasi geologi dan sumber mineral daerah. Selain itu, museum ini kerap menjadi tempat digelarnya pameran temporer dan kegiatan literasi budaya yang melibatkan pelajar, peneliti, maupun masyarakat umum.
Menteri Kebudayaan juga menegaskan komitmennya untuk mendorong peningkatan kualitas tata pamer Museum Sang Nila Utama. Ia bahkan merencanakan pertemuan dengan Gubernur Riau untuk membahas strategi menjadikan museum ini semakin atraktif dan relevan, dengan memanfaatkan teknologi mutakhir demi menghadirkan pengalaman yang memikat pengunjung.
Upaya pengembangan museum ini sejalan dengan program Kementerian Kebudayaan yang berfokus pada penguatan peran museum di seluruh Indonesia. Fadli berharap setiap museum dapat menjadi ruang edukasi publik yang dinamis, inklusif, dan mampu menghubungkan generasi masa kini dengan warisan budaya yang telah terbentuk selama berabad-abad. Dengan begitu, museum tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan sejarah, tetapi juga sebagai penggerak literasi budaya yang hidup dan berkembang.