Menteri Ekraf: Musik Daerah Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Tanggal: 27 Jul 2025 19:21 wib.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan komitmennya untuk menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan nasional, dimulai dari penguatan potensi lokal di berbagai daerah. Salah satu contohnya adalah rilisan lagu "Papa Mama Pung Pasang" yang berasal dari Ambon—kota yang sejak 2019 telah masuk dalam jejaring Kota Kreatif UNESCO di bidang musik.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menekankan bahwa Indonesia tidak perlu selalu mengandalkan pusat dalam pembangunan industri kreatif, terutama musik. Menurutnya, Ambon telah menjadi bukti bahwa kekuatan budaya dan kreativitas lokal mampu menggerakkan roda ekonomi secara signifikan.
"Industri musik Indonesia tidak harus selalu dimulai dari pusat. Ambon telah menunjukkan bahwa kreativitas daerah bisa menjadi the new engine of growth bagi ekonomi nasional," ujar Menteri Riefky dalam keterangan resmi, Sabtu (26/7).
Rilisan lagu "Papa Mama Pung Pasang" menjadi salah satu hasil dari program AKTIF (Akselerasi Kreatif) yang digagas oleh Kemenparekraf. Lagu ini ditulis oleh Gian Tomasoa dan dinyanyikan oleh Willy Sopacua bersama Kaihulu Band, memperlihatkan semangat kolaborasi dan kekayaan identitas musik lokal yang kuat. Lebih dari sekadar lagu, karya ini memuat nilai budaya, tradisi, dan cerita antar generasi yang hidup dalam wujud yang segar dan relevan.
Sebagai salah satu kota dalam jaringan UNESCO Creative Cities Network, Ambon telah menunjukkan kemajuan luar biasa dalam membangun ekosistem musik yang inklusif dan berkelanjutan. Tahun ini, Ambon bahkan mendapat predikat tertinggi "Excellent" dalam evaluasi berkala dari UNESCO, menandakan kolaborasi antarpemangku kepentingan yang kuat di kota tersebut.
“Sebagai Kota Musik UNESCO, Ambon menjadi bukti bahwa identitas budaya dan potensi ekonomi bisa berjalan beriringan,” tambah Menteri Riefky.
Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, menjelaskan bahwa AKTIF merupakan inisiatif untuk mempercepat pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di tingkat lokal. Program ini menyasar komunitas-komunitas kreatif, dengan memberikan fasilitasi produksi video klip musik, distribusi, hingga eksposur media.
"Kami hadir bersama komunitas, memberikan dukungan menyeluruh agar ekosistem musik di daerah tumbuh secara organik namun kuat," jelas Agustini.
Sementara itu, Direktur Musik Kemenparekraf Mohammad Amin menggarisbawahi bahwa pengembangan talenta lokal di Ambon tidak hanya melalui produksi musik, tetapi juga mencakup pelatihan manajemen, penyediaan panggung, serta penguatan jejaring dengan pelaku industri internasional.
“Kami ingin Ambon menjadi model kolaborasi yang bisa direplikasi ke daerah lain—bahwa dari komunitas lokal pun, karya bisa mendunia,” ujar Amin.
Langkah Kemenparekraf ini sejalan dengan visi besar untuk membangun ekonomi kreatif yang inklusif, merata, dan berdaya saing global. Musik bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga instrumen pemberdayaan ekonomi dan pelestarian budaya yang hidup.