Sumber foto: google

Menlu Retno Pastikan Kondisi WNI Aman Pasca Kerusuhan di Inggris

Tanggal: 8 Agu 2024 22:28 wib.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi telah memberikan jaminan bahwa kondisi warga negara Indonesia (WNI) dalam kondisi aman pasca kerusuhan dan protes di beberapa wilayah di Inggris. Retno pun menjelaskan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London terus berkoordinasi untuk memastikan keselamatan WNI, terutama di daerah terdampak kerusuhan.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Retno menyatakan bahwa laporan dari Duta Besar WNI menunjukkan bahwa kondisi WNI saat ini dalam keadaan aman. Hal ini menunjukkan bahwa upaya Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI London dalam menjaga keselamatan WNI telah berjalan dengan baik.

Selain itu, KBRI juga terus aktif melakukan kontak dengan WNI di daerah terdampak dan menyediakan hotline pengaduan. Hal ini merupakan bagian dari prosedur tetap yang dilakukan untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada WNI di luar negeri khususnya dalam situasi yang tidak aman.

Pada saat yang sama, pihak berwenang di Inggris menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengakhiri kerusuhan terburuk yang terjadi dalam 13 tahun terakhir di negara tersebut. Kerusuhan ini dipicu oleh misinformasi tentang penusukan massal yang menewaskan tiga gadis muda, yang kemudian menyebar ke beberapa kota dan melibatkan bentrokan antara pihak berwenang dengan para demonstran.

Kerusuhan ini menjadi ujian berat bagi Perdana Menteri Keir Starmer yang baru terpilih sebulan sebelumnya. Kekerasan tersebut juga menunjukkan adanya tekanan dalam konteks sosial dan politik di Inggris, terutama terkait dengan isu imigrasi dan ketidakstabilan keamanan.

Sebanyak 90 orang telah ditangkap setelah terjadinya bentrokan di demonstrasi sayap kanan di beberapa kota, termasuk Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool, Hull, serta Belfast di Irlandia Utara. Aksi perusuh yang melibatkan pelemparan benda-benda ke arah polisi, perusakan, dan penjarahan toko-toko juga menyebabkan kerugian materi dan melukai beberapa petugas keamanan.

Kekerasan yang terjadi merupakan yang terburuk sejak musim panas 2011 di Inggris, yang menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Federasi Kepolisian Inggris dan Wales berpendapat bahwa kerusuhan tersebut lebih meluas dan lebih sulit diredam daripada sebelumnya.

Pemerintah Inggris menyatakan bahwa polisi telah diberikan "semua sumber daya yang mereka butuhkan" untuk menangani kekacauan tersebut. Pihak kepolisian juga memperingatkan lebih banyak demonstrasi yang mungkin terjadi, menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya kerusuhan ke daerah lain.

Dalam konteks penegakan hukum, pihak kehakiman menekankan kesiapan untuk memberikan sanksi dan konsekuensi atas tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum yang terjadi. Hal ini sebagai upaya untuk menegakkan supremasi hukum dan menjamin keamanan serta ketertiban masyarakat.

Kerusuhan yang terjadi di Inggris juga memunculkan perbincangan tentang peran media sosial dalam menyebarkan informasi yang salah, yang kemudian memicu aksi-aksi kekerasan dan perusakan. Hal ini menyoroti pentingnya pengawasan dan pengendalian konten yang tersebar di media sosial agar tidak melahirkan konflik dan kekacauan di masyarakat.

Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, upaya pencegahan dan penyelesaian konflik di tengah massa menjadi semakin kompleks dan menuntut strategi yang lebih terintegrasi. Kesadaran akan pentingnya keselamatan warga negara baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi fokus utama dalam menghadapi tantangan keamanan yang terus berkembang.

Kondisi kerusuhan dan keamanan di Inggris yang tengah terjadi juga menjadi perhatian bagi komunitas internasional, termasuk Indonesia, untuk memantau dan memberikan dukungan dalam penyelesaian konflik tersebut. Kementerian Luar Negeri RI terus melakukan koordinasi yang intensif dengan KBRI London untuk memastikan bahwa WNI yang berada di wilayah terdampak dapat mendapatkan perlindungan dan bantuan yang diperlukan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved