Sumber foto: Google

Meningkatnya Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga, Apa Penyebab dan Solusi Nyata?

Tanggal: 1 Jun 2025 15:20 wib.
Tampang.com | Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan kasus KDRT yang dilaporkan ke pihak berwajib dan lembaga perlindungan perempuan dan anak. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran luas mengenai perlindungan hak asasi dan keamanan dalam rumah tangga sebagai lingkungan paling dasar dan penting dalam kehidupan masyarakat.

KDRT Meningkat di Masa Pandemi, Faktor Stres dan Ekonomi Jadi Pemicu

Selama dua tahun terakhir, berbagai laporan menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memperparah kondisi KDRT. Pembatasan sosial dan tekanan ekonomi menyebabkan konflik rumah tangga meningkat, yang berujung pada kekerasan fisik, psikologis, dan seksual di dalam keluarga.

“Ketika semua anggota keluarga harus berada di rumah tanpa aktivitas sosial yang biasa, tekanan batin menjadi sangat besar,” jelas Maya, seorang konselor di sebuah lembaga perlindungan korban.

Beban ekonomi yang tidak menentu juga menjadi pemicu utama, karena banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan.

Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan Mengenai KDRT

Salah satu faktor yang memperparah situasi adalah rendahnya kesadaran masyarakat mengenai definisi dan dampak kekerasan dalam rumah tangga. Banyak korban yang tidak melapor karena takut stigma, kurangnya dukungan sosial, atau ketidaktahuan akan hak-hak mereka.

“Masih banyak korban yang merasa mereka harus sabar dan memendam masalahnya demi menjaga nama baik keluarga,” tambah Maya.

Pendidikan dan sosialisasi mengenai hak perempuan dan anak serta penanganan KDRT dianggap masih minim di banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan.

Perlindungan Hukum dan Layanan Pendampingan Masih Terbatas

Meski ada Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), penerapannya di lapangan masih menemui kendala. Layanan pendampingan, tempat perlindungan, dan proses hukum yang rumit membuat korban kesulitan mendapatkan bantuan yang cepat dan tepat.

Banyak lembaga swadaya masyarakat berupaya memberikan layanan pendampingan, namun keterbatasan sumber daya dan dukungan pemerintah menghambat efektivitasnya.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk Mengatasi KDRT

Pemerintah telah menggalakkan berbagai program sosialisasi dan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dalam menangani kasus KDRT. Namun, kolaborasi dengan masyarakat sipil dan media massa masih perlu diperkuat agar pesan pencegahan dapat tersampaikan luas.

Selain itu, penguatan ekonomi perempuan dan penyediaan akses pendidikan dianggap penting sebagai langkah preventif jangka panjang.

“Perubahan budaya patriarki yang mendalam harus menjadi fokus, agar kekerasan dalam rumah tangga tidak lagi dianggap normal,” tegas Maya.

Peran Media dan Pendidikan dalam Membentuk Kesadaran

Media massa dan lembaga pendidikan berperan besar dalam mengedukasi masyarakat mengenai bahaya KDRT dan pentingnya penghormatan hak asasi manusia. Kampanye publik yang berkelanjutan dan materi pembelajaran di sekolah dapat membantu membentuk generasi yang lebih sadar dan peduli.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved