Mengapa Masyarakat Zaman Dahulu Begitu Penuh Mitos dan Kepercayaan Mistis
Tanggal: 12 Jul 2025 08:51 wib.
Melihat kembali peradaban kuno, kita sering kali menemukan jalinan erat antara kehidupan sehari-hari dengan narasi mitos dan keyakinan mistis yang kuat. Dari dewa-dewi di Olympus hingga roh penunggu pohon, dunia leluhur kita dipenuhi dengan penjelasan supernatural untuk berbagai fenomena. Ini bukan sekadar kebetulan atau ketidaktahuan, melainkan respons logis dan adaptif terhadap realitas yang mereka hadapi, didasari oleh kebutuhan untuk memahami, mengendalikan, dan menemukan makna dalam keberadaan.
Keterbatasan Ilmiah dan Kebutuhan Penjelasan
Salah satu alasan paling fundamental mengapa masyarakat kuno begitu lekat dengan mitos dan mistis adalah keterbatasan pengetahuan ilmiah. Tanpa mikroskop, teleskop, atau pemahaman tentang fisika, kimia, dan biologi modern, fenomena alam seperti petir, gerhana matahari, penyakit, atau gempa bumi adalah misteri yang menakutkan. Di tengah ketidakpastian ini, otak manusia secara alami mencari penjelasan.
Mitos mengisi kekosongan tersebut. Petir bisa jadi amarah dewa, gerhana adalah pertanda buruk, dan penyakit adalah hukuman dari roh jahat. Penjelasan-penjelasan ini, meskipun tidak berdasarkan bukti empiris, memberikan kerangka kerja bagi mereka untuk memahami dunia di sekitar mereka. Ini adalah bentuk awal dari upaya manusia untuk mengorganisasi realitas, memberi nama pada yang tak dikenal, dan menemukan pola dalam kekacauan. Bagi mereka, mitos bukanlah dongeng semata, melainkan kebenaran yang menjelaskan bagaimana dunia bekerja dan mengapa peristiwa terjadi.
Pengendalian dan Adaptasi Terhadap Lingkungan
Mitos dan praktik mistis juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan atau beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan tidak terduga. Masyarakat pra-modern sangat bergantung pada alam untuk kelangsungan hidup: panen yang melimpah, cuaca yang bersahabat, atau perlindungan dari bencana. Ketika kontrol fisik atas elemen-elemen ini tidak mungkin, manusia mencari kontrol spiritual.
Ritual, persembahan, atau tabu yang terkait dengan kepercayaan mistis seringkali merupakan upaya untuk menenangkan kekuatan supranatural agar alam berpihak pada mereka. Misalnya, ritual hujan mungkin dilakukan saat kekeringan panjang, atau sesaji diberikan kepada roh laut sebelum melaut. Meskipun secara ilmiah tidak langsung memengaruhi hasil, praktik-praktik ini memberikan rasa aman, harapan, dan ilusi kontrol yang krusial untuk menjaga moral dan kohesi sosial dalam menghadapi tantangan. Bahkan, beberapa tabu mistis secara tidak langsung memiliki manfaat ekologis atau sosial, seperti larangan memotong pohon tertentu yang sebenarnya melindungi sumber air.
Norma Sosial, Moral, dan Penjaga Ketertiban
Mitos juga berperan penting dalam menetapkan norma sosial, moral, dan menjaga ketertiban dalam masyarakat. Cerita-cerita tentang pahlawan, dewa-dewi, atau konsekuensi dari tindakan baik dan buruk menjadi panduan etika. Misalnya, mitos tentang dewa keadilan atau roh penjaga yang mengawasi perilaku, dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan ketakutan akan hukuman.
Melalui narasi mistis, nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, penghormatan terhadap sesama, atau pentingnya gotong royong disampaikan dari generasi ke generasi. Keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang menghukum pelanggaran norma membantu menjaga stabilitas sosial di era ketika sistem hukum formal mungkin belum sepenuhnya berkembang atau tidak menjangkau semua aspek kehidupan. Mitos berfungsi sebagai semacam konstitusi tak tertulis yang mengatur perilaku kolektif.
Identitas dan Ikatan Komunitas
Kepercayaan mitos dan praktik mistis juga menjadi perekat yang kuat bagi identitas dan ikatan komunitas. Berbagi cerita tentang asal-usul suku, pahlawan leluhur, atau ritual komunal menciptakan rasa memiliki dan persatuan. Mitos dapat menjelaskan bagaimana kelompok mereka terbentuk, mengapa mereka berada di tempat tertentu, dan apa peran mereka di dunia.
Ritual-ritual yang dilakukan bersama, seperti upacara panen atau perayaan siklus hidup, memperkuat ikatan sosial dan memupuk rasa kebersamaan. Ini memberikan identitas kolektif yang kuat, membedakan satu kelompok dari yang lain, dan memberikan makna pada eksistensi mereka sebagai sebuah komunitas. Kepercayaan mistis yang dianut bersama menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan jati diri.
Rasa Takjub dan Pencarian Makna Hidup
Terakhir, dan mungkin yang paling universal, adalah rasa takjub dan pencarian makna hidup. Manusia secara inheren adalah makhluk yang mencari makna. Di hadapan kebesaran alam semesta, kelahiran, kematian, dan penderitaan, mitos menawarkan narasi yang memberikan penjelasan tentang keberadaan, tujuan hidup, dan takdir setelah kematian.
Mitos memberikan harapan, menghibur di kala duka, dan memberikan kerangka kerja untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang mendalam. Mereka mengisi kebutuhan manusia untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri, entah itu dewa, roh alam, atau siklus kosmis. Ini adalah upaya untuk memahami tempat manusia di alam semesta yang luas dan misterius.