Menelusuri Sumber Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto, Bos Sritex yang Menjadi Tersangka

Tanggal: 24 Mei 2025 08:27 wib.
Iwan Setiawan Lukminto, yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, kini tengah berada di sorotan publik setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Penetapan ini berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan dana kredit dari beberapa bank milik negara (BUMN) dan bank daerah, di mana dana tersebut seharusnya digunakan untuk menunjang modal usaha Sritex.

"Dana yang diperoleh dari kredit tersebut tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk modal kerja, melainkan disalahgunakan," ungkap Abdul Qohar, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kejagung, Jakarta, pada Rabu, 21 Mei 2025.

Menyusuri jejak harta kekayaan Iwan Setiawan Lukminto, mengacu pada Laporan Tahunan Sritex tahun 2023, tercatat bahwa Iwan memegang 109.116.884 lembar saham Sritex. Adiknya, Iwan Kurniawan Lukminto atau akrab dipanggil Wawan, sebagai Direktur Utama Sritex, menguasai 107.636.884 lembar saham. Porsi saham terbesar di Sritex dipegang oleh PT Huddleston Indonesia dengan 12.072.841.076 lembar, yang setara dengan 59,03 persen, sedangkan 40,97 persen sisanya, atau 8.379.335.763 lembar saham ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum perdana (IPO) pada harga Rp 100 per lembar pada 7 Juni 2013 lalu.

Di bawah kepemimpinan Iwan dan Wawan, Sritex juga membawahi lima anak perusahaan, di antaranya adalah PT Sinar Pantja Djaja yang bergerak di bidang pemintalan benang, dengan nilai aset mencapai US$ 46,6 juta, serta PT Primayudha Mandirijaya yang mempunyai aset sebesar US$ 101,9 juta. Selain itu, ada PT Bitratex Industries dengan aset US$ 99,4 juta, dan dua perusahaan perdagangan yaitu Golden Legacy dengan aset mencapai US$ 415,8 juta dan Golden Mountain Textile and Trading yang memiliki aset mencapai US$ 550,3 juta.

Sritex sendiri didirikan oleh ayah Iwan dan Wawan, yaitu HM Lukminto, seorang pengusaha yang lahir dan besar di Solo. Setelah meninggalnya Lukminto pada tahun 2014, usaha tersebut dilanjutkan oleh dua putranya yang kini terus memperluas sayap bisnis keluarga mereka. Tak hanya dalam industri tekstil, keluarga Lukminto juga mempunyai unit usaha yang beragam. Salah satunya adalah Gedung Olahraga Sritex yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Gedung ini menjadi venue utama untuk berbagai kegiatan olahraga, khususnya bola voli dan basket, serta berfungsi sebagai tempat untuk berbagai acara publik.

GOR Sritex hingga kini masih difungsikan untuk menyelenggarakan berbagai turnamen olahraga. Contohnya, gedung tersebut menjadi salah satu arena untuk pertandingan bola basket dalam Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 yang akan datang.

Selain berbisnis di sektor tekstil, keluarga Lukminto juga memiliki Museum Tumurun, tempat di mana beragam koleksi seni disimpan. Museum yang didirikan oleh Wawan pada tahun 2008 ini terletak di Jalan Kebangkitan Nasional Nomor 2, Sriwedari, Laweyan, di Kota Solo. Di museum ini, pengunjung dapat menemukan koleksi seni rupa seperti instalasi, lukisan, hingga mobil-mobil antik. Awalnya, semua koleksi di museum tersebut merupakan milik pribadi keluarga Lukminto sebelum akhirnya dibuka untuk umum dengan tiket masuk.

Melalui Sritex Group, keluarga Lukminto juga memiliki jaringan hotel dan restoran yang tersebar di berbagai wilayah. Beberapa contohnya adalah Restoran dan Hotel Diamond, @Hom, Grand Orchid, serta salah satu Hotel Grand Quality yang berada di Yogyakarta. Tak hanya itu, mereka juga memiliki dua Hotel Holiday Inn Express yang terletak di Yogyakarta dan Bali, serta beberapa hotel lainnya seperti Horison, Holiday Inn, Holiday Inn Express, dan Solo Mansion.

Di samping bisnis perhotelan, keluarga Lukminto juga terlibat dalam industri pabrik kertas yang dikelola oleh PT Sriwahana Adityakarta Tbk. Perusahaan yang berdiri sejak 2 Juli 1990 ini memiliki kawasan pabrik seluas lebih dari 4.200 meter persegi yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah. Dengan keberagaman unit usaha dan luasnya jaringan bisnis yang dimiliki, kekayaan Iwan Setiawan Lukminto dan keluarganya terbilang sangat signifikan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved