Menekraf Dorong SRMP sebagai Model Pendidikan Kreatif untuk Pemerataan Nasional
Tanggal: 29 Agu 2025 07:53 wib.
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) di Kendari, Sulawesi Tenggara, merupakan salah satu wujud nyata pemerataan akses pendidikan yang berkualitas dengan memadukan nilai kreativitas di daerah. Menurutnya, pendidikan bukan hanya tentang memberikan akses belajar, tetapi juga membangun karakter anak-anak bangsa agar siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri, disiplin, dan terbuka pada peluang baru.
Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, Teuku Riefky menekankan bahwa masa depan ekonomi Indonesia ada di tangan generasi muda yang kreatif. Dunia ekonomi kreatif begitu luas, mencakup film, musik, kuliner, aplikasi, gim, kerajinan, hingga desain. Untuk itu, dukungan terhadap sekolah rakyat menjadi bagian penting dalam menyiapkan anak-anak agar mampu berinovasi sekaligus memiliki fondasi karakter yang kuat.
Kunjungan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pendidikan rakyat sebagai pondasi pembangunan bangsa. Selain itu, SRMP juga berpotensi terintegrasi dengan program unggulan Kementerian Ekraf yaitu Talenta Ekraf yang berfokus pada peningkatan kapabilitas sumber daya manusia. Teuku juga menyampaikan apresiasinya kepada para tenaga pendidik dan relawan yang mendedikasikan diri untuk mencerdaskan generasi muda. Menurutnya, dedikasi tersebut adalah faktor penting dalam keberhasilan penyelenggaraan Sekolah Rakyat di berbagai daerah.
SRMP 25 Kendari sendiri merupakan sekolah berbasis asrama yang hadir sebagai lembaga pendidikan alternatif dengan dukungan Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Meohai. Sekolah ini dilengkapi fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari laboratorium komputer dan IPA, sarana kesenian, perpustakaan, asrama, dapur, ruang kelas, laptop, hingga unit kesehatan siswa. Kepala SRMP 25 Kendari, Ferdinand, menjelaskan bahwa sekolah ini menampung 50 siswa yang mayoritas berasal dari keluarga desil 1 dan desil 2. Menariknya, SRMP 25 memiliki dua kurikulum: kurikulum formal di kelas, serta kurikulum berbasis kegiatan asrama yang menekankan pembentukan karakter dan kepribadian siswa.
Dengan adanya fasilitas tersebut, SRMP 25 diharapkan mampu membangun ekosistem pendidikan yang inklusif sekaligus berorientasi pada kemandirian ekonomi masyarakat. Model pendidikan ini tidak hanya memberikan pembelajaran akademis, tetapi juga melatih siswa untuk mengasah keterampilan hidup dan kreativitas yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Menekraf berharap kehadiran Sekolah Rakyat bisa menjadi inspirasi sekaligus model pendidikan alternatif yang dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia. Dengan begitu, pemerataan pendidikan yang memadukan nilai kreativitas dapat benar-benar mendorong pembangunan merata serta melahirkan talenta-talenta ekonomi kreatif yang menjadi penopang pertumbuhan nasional di masa depan.