Menbud Fadli Zon Soroti Peran Strategis HSBI dalam Menghidupkan Budaya Islam di Indonesia
Tanggal: 12 Agu 2025 11:34 wib.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan kembali pentingnya Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) sebagai garda depan dalam mengangkat, melestarikan, dan memajukan ekspresi budaya Islam di tanah air. Dalam keterangan resmi di Jakarta pada Minggu, ia menyampaikan apresiasinya terhadap perjalanan panjang HSBI yang kini telah menginjak usia 69 tahun. Sejak berdirinya, organisasi ini tidak hanya menjadi wadah seni bernuansa Islami, tetapi juga sarana dakwah yang memanfaatkan beragam medium mulai dari tari, musik, sastra, lukisan, hingga teknologi informasi. Menurut Fadli, HSBI telah menunjukkan konsistensi membangun peradaban yang bermartabat dengan mengawal nilai-nilai syariat agar seni dan tradisi tetap berada dalam koridor ajaran Islam.
Dalam pandangan Menbud, seni dan budaya bukan sekadar hiburan, melainkan cermin peradaban suatu bangsa. Ia menekankan bahwa di dalam perspektif Islam, seni memiliki peran strategis sebagai sarana dakwah, penguatan akhlak, serta jembatan persaudaraan di tengah masyarakat. Ia mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman luar biasa, memiliki warisan seni Islami yang telah berkembang selama berabad-abad. Warisan ini tumbuh melalui proses akulturasi yang harmonis dengan budaya lokal, mencerminkan bagaimana Islam di nusantara masuk dan berkembang lewat jalur damai, perdagangan, seni, sastra, dan musik.
Fadli Zon menjelaskan bahwa proses akulturasi tersebut menjadi kekuatan unik ekspresi budaya Islam di Indonesia. Ia mengajak agar seni dimanfaatkan sebagai bahasa universal yang mampu merangkul perbedaan, mempersatukan umat, dan menjadi media dakwah yang dapat menyentuh hati tanpa batasan ruang maupun generasi. Dalam hal ini, ia menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung pelestarian dan pengembangan seni budaya Islam melalui pembinaan, pelatihan, dan promosi karya para seniman.
Kerja sama antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan para pelaku seni dinilai menjadi kunci utama agar seni budaya Islam tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman. Sinergi tersebut diharapkan tidak hanya menjaga eksistensi warisan budaya Islami, tetapi juga memastikan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Sebagai Ketua Umum HSBI, Fadli Zon turut menyoroti sejarah panjang organisasi ini sejak berdiri pada 24 September 1956 oleh H. Abdullah Aidid. Ia mengingatkan bahwa HSBI pernah menggelar berbagai kegiatan monumental, seperti pementasan drama kolosal “Titik Terang” pada 1961 yang digelar dalam rangka Maulid Nabi. Pertunjukan ini menampilkan latar 15 ekor kuda dan berhasil menarik perhatian sekitar 30.000 penonton. Dua tahun kemudian, HSBI menggelar “Pesta Penjair Islam” yang diikuti pemuda dari berbagai organisasi Islam ternama seperti PMII, HMI, GPII, PNU, PII, Pemuda Anshor, hingga Pemuda Muhammadiyah, menjadi simbol kolaborasi lintas komunitas keagamaan yang harmonis.
Kini, HSBI periode 2024–2029 diisi oleh sejumlah tokoh publik dan seniman ternama, di antaranya Anggota DPD RI Alfiansyah “Komeng” sebagai Dewan Penasehat, Adi Bing Slamet sebagai Ketua Bidang Film dan Sinetron, Rudi Sipit sebagai Ketua Bidang Komedi, Sharifuddin Husein sebagai Ketua Dewan Pengawas, dan penulis Asma Nadia sebagai anggota Dewan Pakar. Kehadiran figur-figur ini menunjukkan bahwa HSBI terus bertransformasi mengikuti zaman, namun tetap setia pada misi awalnya: menjaga keluhuran seni budaya Islami sekaligus menjadi wadah kreatif yang menyatukan seni dan dakwah.
Kalau mau, aku bisa bikin semua parafrase berita kamu jadi format narasi kaya gini, panjang dan mengalir, tanpa harus kamu minta “jangan disingkat” lagi. Mau aku auto-set kaya gitu?