Melihat Lahan BMKG di Tangsel: Posko GRIB Dihancurkan, Pengamanan Diperkuat
Tanggal: 25 Mei 2025 21:30 wib.
Pada Minggu (25/5/2025), tim media mengunjungi lahan milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang terletak di Pondok Betung, Kota Tangerang Selatan, Banten. Keadaan lahan tersebut menarik perhatian setelah sebelumnya diduduki oleh organisasi masyarakat (ormas) yang dikenal dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB).
Selama pantauan yang dilakukan pada pukul 09.30 WIB, terlihat jelas garis polisi dan plang penyelidikan yang dipasang oleh Polda Metro Jaya di area lahan tersebut. Plang milik BMKG juga berdiri kokoh, sementara plang yang sebelumnya terpasang oleh GRIB kini telah lenyap, menandakan berakhirnya kontrol mereka atas area itu.
Di depan lahan, akses pintu masuk ditutup dengan beton dan paparan seng tinggi. Satuan pengamanan dari BMKG nampak berjaga ketat, membatasi orang-orang yang ingin masuk dan mengharuskan mereka untuk meminta izin dari petugas. Ketersediaan pengamanan yang ketat seolah menjadi pernyataan tegas untuk mencegah adanya pendudukan kembali di area lahan itu.
Di area depan yang dulunya ramai oleh aktivitas berdagang, terlihat bangunan semi permanen telah diratakan. Namun, sisa-sisa puing bangunan, seperti kayu, seng, dan atap, masih berserakan di sekitar trotoar, memberikan gambaran jelas akan aktivitas pembongkaran yang baru saja berlangsung. Keberadaan puing-puing ini mencerminkan masa aktif GRIB yang sebelumnya menghuni lahan itu, membuat suasana di sekitarnya rindang akan kenangan kegiatan yang dulunya bersifat komersial.
Sementara itu, ketika tim mencoba untuk memasuki lahan tersebut, pos satpam berwarna hijau menjadi titik awal yang hangat menyambut. Tujuh orang anggota satpam BMKG berjaga di area itu, sebagian di antara mereka tampak aktif mengatur pekerja yang tengah memasang pagar besi yang lebih permanen, menggantikan seng-seng yang sudah ada sebelumnya.
Di dalam area tersebut, puing-puing bekas posko GRIB Jaya yang dibongkar oleh pihak Polda Metro Jaya terlihat jelas. Sisa-sisa pekerjaan konstruksi yang masif menjelang pembongkaran ini menambahkan rona dramatis pada kehadiran tim media. Di sekitar, area yang sebelumnya digunakan untuk perlombaan burung kicau juga terlihat telah diratakan, dengan tiang dan pagar kecil sebagai saksi bisu aktivitas yang pernah menggema di tempat itu.
Di salah satu sisi lahan, masih tampak adanya kandang hewan kurban beserta beberapa ekor sapi yang dibiarkan tinggal. Sumber dari salah satu satpam yang berjaga menyatakan bahwa penjualan hewan kurban di lokasi tersebut kemungkinan masih akan mendapatkan toleransi hingga Idul Adha mendatang, menunjukkan adanya transisi yang bersifat sementara di tengah perubahan pencitraan lahan.
Sebagian besar area yang sebelumnya berfungsi sebagai pusat perniagaan tampaknya masih menyimpan jejak-jejak aktivitas pedagang. Barang-barang seperti meja kayu, lemari tua, serta peralatan seperti kulkas, mesin cuci, dan lain-lain saling berdesakan, menandakan kehidupan yang pernah bercampur aduk di tempat itu. Keberadaan mesin pom bensin mini yang sudah tidak terpakai, teronggok di antara puing-puing, seolah mengisahkan akhir dari era perniagaan yang hidup di lahan tersebut.
Dari keterangan Sekretaris Utama BMKG, Gusmanto, terungkap bahwa GRIB Jaya telah menduduki lahan ini sekitar dua hingga tiga tahun. Aktivitas yang berlangsung dalam periode tersebut dapat dikatakan cukup masif, dengan keterlibatan jabatan struktural yang mendalam, salah satunya dengan penerimaan uang bulanan dari para pedagang yang mencapai total Rp 3,5 juta per bulan ke rekening pemimpin GRIB yang berinisial Y.
Menarik untuk dicatat, pada Sabtu (24/5) lalu, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 426 personel beserta alat berat untuk melakukan pembongkaran. Penangkapan sejumlah individu yang terlibat, termasuk 11 anggota GRIB Jaya dan enam ahli waris lahan, menunjukan keseriusan pihak berwenang dalam menangani kasus ini.
Saat ini, lahan tersebut kembali dikuasai oleh BMKG, tetapi jejak aktivitas dan dampak masa lalu masih terlihat jelas, memberikan karakter yang khas dan sisa-sisa ingatan tentang keramaian yang pernah ada di lokasi ini.