Media Asing Ramai Sorot Kesiapan Prabowo Akui Kedaulatan Israel
Tanggal: 29 Mei 2025 19:00 wib.
Belakangan ini, media internasional ramai membahas pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengenai pengakuan kedaulatan Israel. Dalam wawancaranya saat pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di Istana Merdeka pada tanggal 28 Mei 2025, Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia akan siap mengakui kedaulatan Israel jika Palestina berhasil meraih kemerdekaannya.
Dalam pernyataan tersebut, Prabowo menegaskan bahwa pengakuan kedaulatan Israel merupakan langkah sejalan dengan posisi Indonesia yang mendukung solusi dua-negara, artinya berdirinya negara Israel dan Palestina yang dapat hidup berdampingan. "Apabila Tel Aviv bersedia untuk mengakui Palestina, kami di Indonesia akan menyambut dengan mengakui keberadaan Israel dan mengembangkan hubungan diplomatik," ujar Prabowo saat pernyataan yang dilaporkan oleh jurnalis KompasTV.
Pernyataan tersebut menarik perhatian banyak media, terutama kantor berita Associated Press yang menyoroti kesepakatan kedua pemimpin negara itu dalam menyerukan perlunya gencatan senjata segera serta akses bantuan kemanusiaan yang penuh ke wilayah Gaza. Macron pun menyiapkan agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Gaza yang akan berlangsung di markas PBB di New York, dengan tujuan untuk mendorong pengakuan kedaulatan negara Palestina dan Israel.
Diskursus mengenai pernyataan Prabowo ini juga ditanggapi oleh media Israel, Ynet, yang berfokus pada syarat pengakuan Israel harus diiringi dengan pengakuan Palestina terlebih dahulu. Media tersebut menekankan bahwa hal ini mencerminkan posisi Indonesia selama ini yang dikenal konsisten dalam mendukung Palestina, meskipun belum ada hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Menariknya, Prabowo sebelumnya juga mengungkapkan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina dari Gaza, yang ia tekankan bersifat sementara hingga mereka mendapatkan perawatan yang diperlukan. "Indonesia, sebagai negara dengan populasi mayoritas Muslim terbesar di dunia yang memiliki sekitar 280 juta penduduk, memiliki peran penting dalam mendukung Palestina" jelasnya.
Sebagaimana dikutip dari Ynet, media Israel juga mengingatkan bahwa setahun lalu, pernah ada pembicaraan rahasia mengenai kemungkinan normalisasi hubungan Indonesia dan Israel dengan imbalan pencabutan keberatan Israel terhadap rencana Indonesia untuk bergabung dengan OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi).
Sementara itu, media asal Jerman, DW, tidak ketinggalan untuk menyoroti komitmen bersama antara Prabowo dan Macron terkait pengakuan dua negara sebagai langkah untuk mewujudkan perdamaian. Mereka juga mengutuk rencana Israel untuk mengambil alih Gaza dan mengusir paksa penduduk Palestina dari wilayah mereka.
Diskursus ini menunjukkan betapa rumit dan sensitifnya isu ini di pandangan internasional, terlebih dengan situasi geopolitik yang terus berkembang dan terpengaruh oleh berbagai kepentingan dari berbagai negara. Sementara itu, banyak kalangan yang terus memperhatikan langkah-langkah dan keputusan yang akan diambil Indonesia dalam posisi sebagai negara yang mendukung hak-hak Palestina sembari menghadapi tantangan hubungan diplomatik dengan Israel.