Maxim Kaji Imbauan Bonus Hari Raya untuk Pengemudi Ojol, Keputusan Masih Dikaji!
Tanggal: 15 Mar 2025 13:43 wib.
Tampang.com | Maxim, salah satu penyedia layanan transportasi online terkemuka di Indonesia, baru-baru ini menyatakan bahwa mereka sedang melakukan kajian terhadap Surat Edaran Kementerian Ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pemberian Bonus Hari Raya (BHR) kepada pengemudi ojek online (ojol). Menurut pernyataan yang diungkapkan oleh Yuan Ifdal Khoir, Public Relation Specialist Maxim Indonesia, pihaknya saat ini masih memerlukan waktu untuk merumuskan keputusan spesifik seputar imbauan tersebut.
"Kami telah menerima dan tengah mengkaji Surat Edaran dari Kementerian Ketenagakerjaan mengenai imbauan pemberian Bonus Hari Raya kepada mitra pengemudi transportasi daring. Tentunya, butuh waktu dan rangkaian proses bagi kami untuk dapat menentukan keputusan secara spesifik mengenai Bonus Hari Raya 2025," ujar Yuan dalam keterangan resmi yang diterima oleh CNBC Indonesia pada Jumat, 14 Maret 2025.
Lebih lanjut, Yuan menjelaskan bahwa Maxim memiliki komitmen untuk mendukung mitra pengemudi, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri. Perusahaan telah merencanakan berbagai program dan inisiatif, termasuk memberikan bantuan sosial bagi pengemudi yang membutuhkan serta penerapan pengurangan komisi aplikasi. "Kami akan terus menjaga komunikasi dengan berbagai pihak untuk informasi dan perkembangan lebih lanjut," tambahnya.
Selain itu, imbauan terkait pemberian bonus tersebut merupakan respons terhadap Surat Edaran yang diterbitkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, yang meminta perusahaan-perusahaan layanan transportasi online untuk memberikan dukungan kepada pengemudi dan kurir online yang menunjukkan kinerja baik. Dalam surat tersebut, pemerintah mendorong perusahaan untuk memberikan BHR yang besarnya mencapai 20% dari penghasilan rata-rata per bulan yang diterima para pengemudi. Namun, Yassierli juga menegaskan bahwa jumlah tersebut dapat bervariasi tergantung pada kinerja masing-masing pemangku kepentingan.
"Meskipun ada panduan mengenai besaran, kami percaya bahwa tidak adil jika semua pengemudi mendapatkan jumlah yang sama tanpa memperhatikan prestasi kerja mereka. Bonus Hari Raya ini harus menjadi sarana penghargaan bagi mereka yang berkontribusi secara optimal. Beberapa perusahaan mungkin sudah melakukan simulasi mengenai hal ini," tegasnya.
Mengenai mekanisme penyaluran BHR, Yassierli memberikan keleluasaan kepada setiap perusahaan untuk mengatur cara dan metode yang sesuai. Dia juga menekankan bahwa jika perusahaan lebih mempersiapkan diri, bukan tidak mungkin besaran bonus yang diberikan dapat lebih besar. Hal ini menunjukkan harapan bahwa industri ini dapat memberikan penghargaan yang lebih baik kepada pengemudi yang berbudi baik dan berprestasi.
Yassierli juga menetapkan bahwa jadwal pemberian BHR akan dilakukan pada H-7 lebaran. "Pemberian BHR ini bukanlah hal yang dapat mengurangi kesejahteraan pengemudi atau kurir. Justru, inisiatif ini adalah bentuk apresiasi bagi mereka yang telah memberikan layanan terbaik dalam transportasi dan logistik," jelasnya.
Dalam konteks ini, kebijakan mulai dari pemerintah hingga perusahaan seperti Maxim menunjukkan usaha untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi para pengemudi dan pekerja di sektor transportasi online. Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi mereka, tetapi juga bisa berpengaruh positif terhadap citra perusahaan di mata masyarakat.
Menjelang Idulfitri, yang merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, perhatian terhadap kesejahteraan para pengemudi menjadi sangat vital. Banyak dari mereka bergantung pada penghasilan dari layanan transportasi online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk persiapan menyambut hari raya. Oleh karena itu, program seperti BHR diharapkan dapat membantu meringankan beban finansial yang mereka hadapi.
Dalam industri yang sangat kompetitif ini, keputusan mengenai BHR tidak bisa dianggap sepele. Maxim memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada para pengemudi tetapi juga kepada pelanggan dan masyarakat luas. Oleh karena itu, strategi komunikasi dan keterlibatan dengan berbagai pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Pihak perusahaan harus dapat menyampaikan kebijakan mereka secara jelas dan terbuka, untuk memastikan bahwa semua pihak dapat memahami dan menghargai keputusan yang diambil.
Dengan mempertimbangkan semua aspek di atas, kita bisa melihat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang adil dan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan di sektor ini. Sebagai pengguna jasa transportasi online, kita tentu berharap agar seluruh pihak, baik pemerintah maupun perusahaan, dapat berkolaborasi dalam menciptakan solusi yang bermanfaat bagi semua.